JAKARTA - Usai Lafran Pane ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (9/11), sejumlah tokoh Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) menggelar syakuran guna memperingati atas
penganugerahan tersebut. Mantan Ketua DPR, Akbar Tanjung mengatakan,
beryukur atas ditetapkannya Lafran Pane sebagai Pahlawan Nasional.
Penetapan beliau tidak lain atas perjuangan tokoh-tokoh HMI yang dua
tahun lalu membentuk stearing commitee atau ketua tim untuk
memperjuangkan Lafran Pane ditetapkan sebagai pahlawan nasional. “Kami
sebagai kader HMI, bangga permah punya tokoh seperti Lafran Pane,” ujar
Akbar Tanjung, dalam acara tasyakuran dan doa bersama atas pengukuhan
Lafran Pane sebagai Pahlawan Nasional, di Kediaman Akbar Tanjung, Jl.
Gunawarman, Jakarta Selatan, Senin (13/11).
Adapun tim yang terbentuk kala itu menurut Akbar antara lain, Mantan
Dubes Brazilia, Ibrahim Ambong, Mantan Sekjen Kemensos Ghazali
Situmorang, Lukman Hakim, Aritonang, Alfan dan Natsir. Akbar
melanjutkan, pada saat itu dua tahun lalu, HMI rapat di sini (rumah
Akbar Tanjung) pertama kali serta dihadiri oleh Mahfud MD yang berjuang
kurang lebih dua tahun untuk mempersiapkan dan merekomendasikan Lafran
Pane sebagai tokoh nasional.
Usaha yang dilakukan oleh tim tersebut ialah dengan melakukan
sosialisasi perihal kiprah Lafran Pane melalui seminar- seminar yang
diadakan kurang lebih di 27 universitas di seluruh Indonesia. “Dalam
semimar yang dilakukan tersebut, hampir semua audiensi mengapresiasi
kinerja Lafran Pane sebagai salah satu tokoh muda penggerak
kemerdekaan,” kata Akbar Tanjung.
Lebih jauh ia menjelaskan alasan didirikannya HMI ialah tak lain
dikarenakan, pertama untuk mempertahankan NKRI dan mempertinggi derajat
Indonesia di mata dunia, kedua menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam
di kalangan mahasiswa muslim sebagai bagian dalam kemajuan bangsa.
“Komitmen keIndonsiaan dan komitmen keIslaman melekat dalam tubuh
kader HMI sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lain,” Seperti bunyi
mars HMI ‘Yakin usaha sampai untuk kemajuan’, sehingga nampak Islam
yang terbuka, inklusif, dan beroientasi kepada keragaman. Ini yang kita
jadikan dasar untuk memberikan dukungan kepada Lafran Pane sebagai tokoh
nasional. Selain itu Akbar juga mengungkapkan, bahwa Lafran Pane juga
merupakan salah satu pemuda perintis kemerdekaan.
Kemudian, beliau juga merupakan guru besar di UII, IKIP dan mahasiswa
pertama yang diwisuda oleh UGM mahasiswa jurusan Politik
Ketatanegaraan. Lafran Pane juga memiliki pemikiran luas, yaitu,
Pancasila adalah ideologi yang dinamis, terbuka dan beorientasi pada
kemajuan. Mengingatkan bahwa UUD 45 bukanlah kitab suci dan dapat diubah
seiring perkembangan jaman. Dan sistem presidensial akan utuh bilamana
pemilihan presiden dilakukan secara langsung.”Pilar-pilar yang sekarang
kita rasakan, berawal dari pemikiran beliau,” tukas Akbar. rag/AR-3
0 comments:
Post a Comment