SERANG-Momentum memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh setiap
tanggal 22 Oktober 2017 Pemerintah Provinsi Banten melalui Biro
kesejahteraan rakyat (Kesra) sekretariat daerah Provinsi Banten
menggelar kegiatan penguatan pendidikan karakter santri.
Selaku penanggung jawab kegiatan Hari Santri Nasional yang juga
menjabat kepala Biro Kesra, Irvan Irvan Santoso saat membuka acara
kegiatan penguatan pendidikan karakter santri. Acara ini dilaksanakan
di Taman Hutan Raya (Tahura) Carita 6-8 November 2017.
“Ulama dan santri di tanah Banten merupakan bagian dari sejarah,
tidak bisa dipungkiri, mulai dari perjalanan sejarah pengusiran penjajah
sampai sekarang sebagai pengawal menegakkan sendi sendi spiritual islam
di semua tatanan kehidupan bermasyarakat,” kata Irvan dalam sambutanya
di Tahura Carita, Senin (6/11).
Dikatannya, selaku penanggung jawab kegiatan Hari Santri Nasional,
bahwa Pemerintah Provinsi Banten menginginkan santri tidak hanya
memiliki skill spritual keagamaan saja, melainkan jauh dari pada itu
yaitu harus memiliki skill lain yang mampu mensejahterakan kehidupan
santri tersebut.
“Tema kegiatan ini Tadabur, Tafakur dan Tasyakur, merupakan momentum
agar santri lebih dapat berbuat, dan menjadikan santri tidak hanya kuat
dalam spritual keagagamaan, akan tetapi juga mampu mensejahterakan
kehidupan pribadinya,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Alumnus Fakultas Kehutanan IPB
dikatanya, bahwa pada dasarnya, santri sudah memiliki modal yang kuat
untuk menjadi pondasi awal dari sifat yang memang harus dimiliki santri
pada umumnya. Santri tidak hanya memiliki kemampuan dibidang spritual
saja, oleh kerenanya santri juga harus memiliki pengetahuan dibidang
pertanian.
“Santri sudah punya modal jujur, modal kuat dan modal disiplin. Tinggal didandani dengan modal praktek dan keinginan,” ujarnya.
Lanjut penanggung jawab kegiatan Hari Santri Nasional. Diharapkan
pendidikan penguatan karakter santri ini tidak akan hanya difokuskan
kepada satu titik yakni keagamaan, tapi juga akan dikembangkan kepada
sektor sosial kemasyarakatan.
“Untuk itu santri yang turut hadir disini akan kami bekali dengan
pelatihan keterampilan dengan tekhnik budidaya yang sederhana dan untuk
dikembangkan di pesantren masing masing. Jadi, kita akan menggedor dulu
tentang pembekalan pelatihan keterampilan tekhnologi yang sederhana,”
tutur Irvan.
Kepala Biro Kesra ini juga menambahkan, tekhnik dasar yang bakal
diterapkan, misalnya berbentuk pelatihan pembudidayaan tanaman cabe,
padi organik, lele dan lainnya. Jika sudah bervolume besar, pihaknya
akan menjembatani dan membangunkan kerjasama antara pihak santri dan
pihak dinas terkait.
“Kita akan adakan kerjasama kolaboratif antara Biro Kesra, Dinas
Pertanian, Dinas Perikanan dan Kelautan dengan setiap pesantren,”
ucapnya.
Santri Dibantu Permodalan Usaha
Dengan kegiatan ini, Irvan juga mengatakan, ke depan, agar seluruh
pondok pesantren yang turut serta dalam acara ini, bisa mendapatkan
bantuan dana stimulan sebesar Rp20 juta dan dana tersebut harus
diperuntukan sebagai modal untuk mengembangkan sektor usaha yang dipilih
setiap pondok pesantren masing-masing.
“Bantuan tersebut berbentuk peralatan, baik peralatan pertanian
maupun perikanan. Tergantung sektor apa yang digarap ponpes
masing-masing dan tentunya sesuai dengan potensi yang ada,” jelasnya.
Irvan juga menambahkan, saat ini Biro Kesra dan Forum Silaturahmi
Pondok Pesantren (FSPP) Provinsi Banten sedang membuat cluster pondok
pesantren yang sesuai dengan tupoksinya.
“Nanti bakal ada potensi niaga yang kita kembangkan, ada juga potensi
industri kecil, ini sekarang lagi kita petakan terlebih dahulu.
Beriringan dengan pemetaan, juga sambil menjalankan list-listnya sudah
ada yang masuk juga,” tutupnya.(Adverorial )
0 comments:
Post a Comment