SERANG – Mahasiswa di Kota Serang menyambut kunjungan Presiden Joko
Widodo dengan aksi unjuk rasa di depan kampus Universitas Islam Negeri
(UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Demo yang awalnya kondusif
tiba-tiba berubah menjadi tegang.
Kericuhan itu terjadi sessat sebelum Presiden Joko Widodo melanjutkan
kunjungan kerjanya ke alun-alun Kota Serang untuk membagikan sertifikat
tanah.
Mahasiswa dan kepolisian yang bertugas mengawasi demo terlibat aksi
lempar batu. Gas air mata pun ditembakkan polisi untuk membubarkan
mahasiswa yang berdemo.
Adnan, salah satu mahasiswa dalam orasinya menilai kebijakan pemerintah menunjukkan watak anti rakyat.
“Berdikari secara ekonomi sudah sangat jauh dari harapan. Dimana
rezim hari ini yang menjadikan bangsa Indonesia bagaikan barang obral
untuk diperdaya. Pasalnya, kebijakan mempermudah Investasi asing dan
tenaga kerja asing ditengah belenggu politik upah murah (PP 78) yang
menindas rakyat buruh. Lantas, bagaimana nasib-nasib anak bangsa yang
ingin merubah nasib bangsanya,sementara sumber daya alam dan sumber daya
manusia didominasi oleh asing?” Kata Adnan, Rabu (14/3)
Adnan melanjutkan, pemodal semakin berjaya berinvestasi dengan banyak
pembangunan yang dilakukan sehingga memunculkan maraknya kasus
konflik-konflik lahan di Indonesia. “Reforma Agraria palsu yang
dicanangkan hanya berwujud sertifikasi lahan belaka. Dalam UUPA 1960
jelas mengandung pengertian bahwasanya Reforma Agaria merupakan
pembaharuan/penataan ulang agraria terutama untuk rakyat kecil bukan
pemodal, kepemilikan atas tanah dirombak menyeluruh bukan hanya
sertifikasi belaka,” paparnya.
Dalam kesempata itu, mahasiswa pun menyinggung Revisi UU MD3, dinilai
mahasiswa sebagai bentuk tandingan RUU KUHP Pasal penghinaan Presiden.
Kemudian, keterbelakangan pribadi anak-anak negeri yang dinilai semakin
menurun dengan hadirnya pendidikan yang tidak membangun karakter
nasional dengan mahalnya biaya pendidikan.
“Dari segi kesehatan, dimana adanya BPJS menunjukkan masyarakat harus
menabung dan saling mensubsidi untuk kesehatan mereka. Namun, bagaimana
dengan rakyat kecil yang membutuhkan fasilitas kesehatan gratis ?”
Katanya. (
0 comments:
Post a Comment