Beri Keterangan - Presiden Joko Widodo memberikan keterangan di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Jakarta, Selasa (29/5). |
JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa media sosial (medsos)
sangat bermanfaat dalam menyebarkan berbagai informasi, tak terkecuali
juga dalam hal berdakwah.
Namun, jika tidak dikelola dengan baik di era digital seperti saat ini, medsos akan menjadi ajang saling mencela dan fitnah.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan sambutan
Penutupan Pengkajian Ramadan 1439 H PP Muhammadiyah Tahun 2018 di
Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Jakarta, Selasa (29/5).
“Di era digital yang namanya opini, meyampaikan gambar, video semua
orang bisa entah lewat Instagram, YouTube, Twitter, Facebook.
Beda kalau TV ada redakturnya, media mainstream ada redaksinya yang
filter. Inilah kenapa perlu sebuah antisipasi, begitu pun dakwah
sekarang bisa lewat itu (medsos),” kata Presiden.
Presiden lalu menyinggung tokoh Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin dan
Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir, yang memiliki pengikut banyak di
media sosial yang dibuatnya.
“Prof Din pengikutnya 129 ribu, kan banyak sekali. Memang sekarang
penggunaanpenggunaan seperti ini sangat efektif. Pak Haedar Nasir punya
followers 12 ribu, kan banyak sekali.
Kalau hal seperti ini tidak kita pakai, kita bisa tertinggal,” ucap
Presiden. Meski begitu, Presiden tetap mengingatkan agar penggunaan
medsos tersebut digunakan untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat agar
tidak melenceng kemana-mana.
“Sangat berbahaya sekali, coba kita lihat di medsos, kita buka betapa
saling mencela, saling mencemooh, membuka aib, dan menyampaikan hal
buruk,” tutur Jokowi.
Sementara itu, Rektor Uhamka, Prof Suyatno, mengatakan Pengkajian
Ramadan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dengan tema Keadaban Digital:
Dakwah Pencerahan Zaman Milenial digelar mulai 27–29 Mei 2018 dan
diikuti kurang lebih 1.000-an peserta dari jajaran pimpinan keluarga
Muhammadiyah seluruh Indonesia.
0 comments:
Post a Comment