![]() |
H. Syafrudin, S.Sos, M.Si, Wali Kota Serang Terpilih 2018-2023.*
|
Istilah “Aje Kendor” dalam beberapa bulan belakangan ini makin
familiar di telinga masyarakat Kota Serang. Bahkan, jargon pasangan Wali
Kota dan Wakil Wali Kota Serang terpilih H. Syafrudin dan Subadri
Usuludin ini makin menasional. Kita sering menyaksikan dalam layar kaca
televisi, komentator siaran sepak bola Timnas Indonesia, Valentino
Simanjutkan meneriakkan kalimat “aje kendor” menyemangati timnas aaat
bertanding pada Piala AFF U-16 maupun Timnas U-23 pada Asian Games.
“Aje Kendor” memang merupakan jargon pasangan Syafrudin-Subadri.
Jargon “Aje Kendor Membangun Kota Serang” ternyata menjadi pelecut
semangat saat kampanye lalu. Pasangan Syafrudin-Subadri juga telah
ditetapkan KPU Kota Serang sebagai wali kota dan wakil wali kota
terpilih pada Sabtu (11/8/2018) lalu.
”‘Aje kendor’ muncul saat deklarasi pada 10 Januari 2018. Kalimatnya
sederhana dan pas diucapkan oleh para parpol pengusung dan pendukung,
relawan dan simpatisan. Saya juga merasa bersyukur karena jargon
tersebut akhirnya menasional. Aje kendor, memiliki makna memotivasi
seseorang dikala sedang menurun semangatnya. Jadi, istilah ini akan
selalu relevan dalam setiap waktu dan kesempatan,” kata Syafrudin. Di
sela-sela menerima para tamu yang datang ke kediamannya Jl. Bhayangkara
No. 66 Cipocok Jaya Kota Serang, Syafrudin menceritakan secara panjang
lebar mengenai makna dan falsafah “Aje Kendor” yang akan diterapkannya
saat memimpin Kota Serang. Termasuk juga mengenai makna Hari Ulang Tahun
(HUT) ke-73 Kemerdekaan RI.
Bagi mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang ini, semangat
“Aje Kendor” senapas dengan semangat para pejuang dalam memperjuangkan
kemerdekaan negara Indonesia. ”Sikap pantang menyerah para pejuang dalam
menghadapi penjajah akhirnya membuahkan hasil berupa kemerdekaan.
Itulah makna kemerdekaan yang harus dimaknai oleh generasi sekarang,”
ujar pria kelahiran Serang, 9 Januari 1963 ini. Saat berbincang dengan
Kabar Banten, Kamis (16/8/2018) pekan lalu, Syafrudin dengan gamblang
memaparkan tentang semangat “Aje Kendor dan Kemerdekaan RI”. Berikut
petikan wawancaranya.
Bisa diceritakan, asal mula munculnya jargon “Aje Kendor”?
Istilah atau jargon “aje kendor” sebetulnya sudah sangat familiar
bagi masyarakat Kota Serang. Itu istilah yang masuk “local wisdom” atau
kearifan lokal yang diambil dari bahasa Jawa Serang. Istilah tersebut
biasa muncul secara spontan dalam berbagai kegiatan. Saya dulu pernah
jadi camat. Saat mengundang kepala desa, kalau dalam rapat pada lemes
semua, secara spontan saya mengajak mereka untuk “aje kendor”.
Maknanya apa?
Memotivasi supaya semangat tidak menurun, tetapi harus tetap
semangat. Tapi memang, jargon “aje kendor” mencuat ke publik saat
deklarasi saya berpasangan dengan Pak Subadri pada Pilkada Kota Serang,
pada 10 Januari 2018. Jargon “Aje Kendor Membangun Kota Serang” kemudian
makin dikenal oleh masyarakat.
Apakah semangat “Aje Kendor” akan diterapkan dalam memimpin Kota Serang ke depan?
Ya sudah tentu, karena istilah ini kan mengandung makna yang sangat
baik. Bermakna memotivasi supaya tetap semangat, tidak surut, melempem
dan sebagainya. Dalam meningkatkan kinerja aparatur, dorongan semangat
juga penting. Aparatur yang kendor, bukan yang kami inginkan. Kami
menginginkan aparatur yang memiliki optimistis, pantang menyerah, dan
berani menghadapi berbagai tantangan.
Apalagi menghadapi era keterbukaan seperti sekarang ini. Aje kendor
dalam pemerintah bermakna mereformasi birokrasi menjadi tangguh. Makanya
dalam 100 hari kerja nanti, saya dengan Pak Subadri sudah menetapkan
tiga skala prioritas yakni memastikan wilayah Kota Serang bersih dan
rapi, lalu lintas lancar dan penertiban pedagang kaki lima (PKL). Ini
aspirasi riil masyarakat Kota Serang.
Apakah skala prioritas tersebut realistis?
Tiga skala prioritas dalam 110 hari pemerintahan sangat realistis.
Ketiga hal tersebut merupakan yang paling krusial untuk segera
diselesaikan, karena ketiganya langsung berhubungan dengan masyarakat
Kota Serang. Saya meyakini dalam 100 hari kerja ketiga hal tersebut bisa
terealisasi. Alhamdulillah, saya juga mendengar tiga skala prioritas
tersebut sudah dimasukkan Bappeda Kota Serang dalam RAPBD perubahan
2018.
Pada Agustus ini, terdapat banyak hari bersejarah. Selain HUT Kota
Serang yang jatuh pada 10 Agustus 2018, ada juga HUT Kemerdekaan RI pada
17 Agustus. Bagaimana memaknainya?
Kita harus bersyukur, terutama warga Kota Serang yang telah berulang
tahun ke-11 pada 10 Agustus yang dilanjutkan dengan HUT ke-73
Kemerdekaan RI. Agustus ini merupakan momentum luar biasa. Ini harus
dijadikan momentum dalam rangka peningkatan pembangunan. Dalam usia 11
tahun Kota Serang pasti ada banyak perubahan yang lebih baik, namun juga
ada sejumlah kekurangan yang harus dibenahi. Oleh karena itu, kita
tidak boleh kendor dalam membangun Kota Serang.
Apa harapan Bapak terhadap warga Kota Serang?
Saya pikir HUT Kota Serang dan HUT Kemerdekaan RI hendaklah dijadikan
momentum semua warga Kota Serang dalam melakukan perbaikan ke arah yang
lebih baik. Kita harus memaknai semangat para pejuang Kota Serang dan
pendiri bangsa Indonesia sebagai pondasi dalam membangun Kota Serang
dari berbagai aspek. Insya Allah jika semua elemen masyarakat bahu
membahu, dengan semangat pantang menyerah, aje kendor, roda pembangunan
akan bisa berjalan lebih cepat.
0 comments:
Post a Comment