JAKARTA-Calon presiden Prabowo Subianto mengingatkan kepada semua pendukungnya
agar menghindari sentimen suku, agama, ras dan antargolongan (SARA)
dalam kampanye pemilu. Komitmen pemilu damai yang ditandatangani pada
Minggu pagi di Jakarta harus dipatuhi bersama.
Kampanye, menurut Prabowo, seharusnya menyampaikan kebenaran dan
fakta secara damai. Dia dan Sandiaga Uno serta seluruh petinggi partai
koalisi tak ingin menggunakan isu sentimen SARA.
Prabowo berkeluh
kesah bersama Sandiaga Uno selama ini dicitrakan dengan sesuatu yang
bernuansa SARA, seolah mereka anti-keberagaman Indonesia. "Padahal kita
mengerti bahwa kita juga lebih Pancasilais dari yang lain. Pribadi saya,
saya tidak mau tonjolkan, sedari muda mempertahankan NKRI berdasarkan
UUD dan Pancasila," katanya di Jakarta pada Minggu, 23 September 2018.
Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu menolak penggunaan isu agama
dalam pemilu. Karena ia sangat menghormati semua agama, bahkan ia
berpengalaman bergaul dan bertugas dengan sesama anggota TNI untuk
mempertahankan NKRI. Dia bercerita, sebagai seorang muslim yang ketika dahulu menjadi
Komandan Jenderal Kopassus dengan macam-macam latar belakang agama anak
buahnya. “(ada anak buah beragama) Katolik gugur di bawah komando saya,
Protestan gugur, Hindu (juga). Jadi saya paham semua minoritas ikut
memiliki negara dan bangsa kita," katanya.
Bahkan semasa bertugas di TNI, Prabowo pernah mempunyai anggota dari
seluruh suku dan agama di Indonesia. Ia menghargai semua anak buahnya
dan bahkan menyanjung seorang Papua anak buahnya, yang menurutnya, lebih
berprestasi dibanding 100 prajurit lain.
Segala yang
dicita-citakannya dan akan diperjuangkan bersama Sandiaga Uno bukanlah
sesuatu yang baru namun juga oleh para pendiri bangsa Indonesia. "Saya
juga paham kalau terjadi ketidakadilan; kaya segelintir saja. Ini bukan
cita-cita pendiri bangsa Bung Karno, Sjahrir, Hatta, Sudirman, yaitu
Indonesia adil, aman dan makmur," ujarnya.
0 comments:
Post a Comment