![]() |
Sandiaga Uno kampanye di Malang. |
JAKARTA-Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengaku Husnodzon atau
berprasangka baik atas pernyataan Presiden Joko Widodo soal orang super
kaya datang ke pasar pas keluar bilang mahal. Ia yakin yang dimaksud
Jokowi bukan dirinya.
"Saya Huznodzon saja atas pernyataan Pak Presiden. Mungkin yang
dimaksud bukan saya. Tapi kalau memang ditujukan kepada saya, yang
bilang harga-harga di pasar naik dan tidak stabil, bukan saya, tapi
pedagang dan pembeli sendiri," kata Sandi saat mengunjungi Pasar Baru
Lumajang, Minggu (25/11).
Sandiaga mencontohkan Ibu Lulu dan Lina di Lumajang yang mengeluh padanya karena harga naik.
"Seperti hari ini di pasar Lumajang. Ibu Lulu dan Ibu Lina, harga
sayur mayur memang naik turun. Kacang panjang yang kemarin Ro 3.000
sekarang Rp 4.000, begitu juga dengan Pak Aris, pedagang tempe yang
dibungkus plepah pisang, hari ini naik Rp 1.000," ucapnya.
Sandi menyatakan sudah tiga tahun dia menjadi Ketua Umum Asosiasi
Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Menurutnya, sudah menjadi
tugasnya lah sebagai mitra pemerintah memantau harga-harga di pasar.
"Tahun 2012, APPSI mendukung Pak Jokowi saat kampanye pilgub DKI.
Bahkan sempat dikriminalisasi dan dipanggil Bawaslu karena kegiatan
mendukung pencalonan Pak jokowi kala itu. APPSI mendukung Pak Jokowi di
tahun 2012, karena program Pak Jokowi yang serius memajukan dan
mensejahterakan pedagang pasar dan menjaga stabilitas harga kebutuhan
pokok yang stabil dan terjangkau," terang Sandi.
Selain itu, Sandiaga menyebut meski dirinya keluar-masuk pasar, hal
itu bukan untuk belanja pencitraan melainkan mendengar aspirasi.
"Belanja ke pasar itu tugas orang rumah saya. Kalau saya belanja di pasar itu namanya pencitraan," kata Sandi.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi
membantah isu mahalnya harga komoditas pangan di pasar. Ini dikatakan
Jokowi dalam Rapat Kerja Tim Kampanye Daerah (TKD) Koalisi Indonesia
Kerja (KIK) Provinsi Lampung di Graha Wangsa Golden Dragon, Bandar
Lampung, Sabtu (24/11).
Jokowi menegaskan harga komoditas pangan di Tanah Air dalam keadaan
stabil, kendati ada beberapa yang mengalami kenaikan tapi tidak
signifikan.
Jokowi lantas meminta pihak-pihak tertentu tidak 'menggoreng' isu
harga komoditas pangan. Apalagi, jika pihak yang menggoreng tersebut
tidak mengetahui betul kondisi pasar di Tanah Air.
"Harga ini jangan ada yang 'menggoreng', masuk ke pasar, enggak beli
apa-apa, pas keluar ngomong 'harga mahal, harga mahal, harga mahal',"
ucapnya.
"Orang enggak pernah ke pasar, nongol-nongol ke pasar, keluarnya
ngomong mahal. Enggak pernah ke pasar. Enggak mungkin orang super kaya
datang tahu-tahu datang ke pasar, enggak mungkin lah. Datang ke pasar,
enggak beli apa-apa, pas keluar bilang 'mahal, mahal, mahal' Haduuh,"
sambungnya.
Jokowi mengingatkan, menggoreng isu mahalnya harga komoditas pangan
justru menakuti masyarakat. Terutama pedagang dan ibu-ibu yang sering ke
pasar. Jika ibu-ibu terus ditakuti dengan melonjaknya harga komoditas
maka mereka tidak mau lagi berkunjung ke pasar.
"Kalau dibilang mahal, ibu-ibu enggak mau datang ke pasar. Datangnya
ke supermarket. Harusnya kita ngomong pasar tradisional itu murah,
murah, murah untuk promosi pedagang kecil. Bukannya ngomong mahal,
mahal, mahal," kata Jokowi
0 comments:
Post a Comment