TANGSEL – Rencana perpanjangan Mass Rapid Transit
(MRT) dari Jakarta sampai Stasiun Rawa Buntu, Serpong, Kota Tangerang
Selatan (Tangsel) telah dicanangkan oleh Badan Pengelola Transportasi
Jabodetabek (BPTJ) beberapa waktu lalu.
Namun untuk anggarannya sendiri, kepala BPTJ Edi Nursalam tidak
menyebutkan secara jelas bersumber dari mana, mengingat biaya
pembangunannya yang sangat mahal.
Namun yang pasti, untuk anggarannya tidak bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangsel. Hal itu diungkapkan
Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie.
Menurutnya, yang lebih paham terkait MRT tersebut adalah pihak BPTJ.
Namun yang pasti untuk anggarannya, jika dibiayai oleh APBD Tangsel
tidak akan sanggup lantaran APBD Tangsel 2020 hanya Rp.3,8 trilun.
“Memang sejak awal diusulkan pembangunannya tidak menggunakan dana
APBD Tangsel. Biayanya kan sangat mahal. Dibandingkan dengan Jakarta
sangat jomplang. MRT Jakarta saja dibantu kan setengahnya oleh APBN,”
jelas Ben saat dihubungi BantenNews.co.id, Rabu (11/12/2019).
Namun begitu, Ben menilai perpanjangan MRT sampai ke Tangsel sangat
diperlukan, mengingat mobilitas kerja masyarakat Tangsel itu ke Jakarta.
“Kita ini kan kota penyangga Ibu Kota Jakarta. Jadi masyarakatnya pun
kebanyakan kalau kerja ya ke Jakarta. Makannya MRT ini sangat
diperlukan,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment