JALUR GAZA - Mesir mengirim 10 ambulans ke Gaza untuk mengambil para korban pemboman Israel untuk dirawat di rumah sakit Mesir.
Ambulans-ambulans
itu memasuki Gaza di persimpangan Rafah, yang ditutup selama lima hari
selama liburan Idul Fitri dan akhir pekan serta akan dibuka kembali pada
Senin.
“Lima ambulans lagi telah dikerahkan untuk memasuki Gaza
kemudian dan tiga rumah sakit Mesir telah disiapkan untuk memberikan
perawatan,” ungkap sumber dan pejabat kesehatan Mesir.Sementara itu, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Pakistan Shireen Mazari
berpendapat berbeda dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang
menyebut kekerasan di Timur Tengah sebagai "konflik".Mazari lebih memilih menyebut kekerasan itu adalah "pembantaian"."Dengan hormat sekretaris jenderal (sekjen) yang terhormat ini bukan
konflik tetapi pembantaian oleh Kekuatan Pendudukan dan PBB perlu
menegakkan tanggung jawabnya untuk melindungi rakyat Palestina dari
terorisme negara Israel," tegas Shireen Mazari di Twitter.
"Ingat
Ch(arter) VII dari Piagam PBB!” ujar dia menambahkan, mengacu bagian
dokumen yang memungkinkan Dewan Keamanan PBB menentukan adanya ancaman
terhadap perdamaian, atau tindakan agresi, dan untuk mengambil tindakan
militer dan nonmiliter untuk memulihkan perdamaian dan keamanan
internasional.Pada Jumat, Guterres menyerukan "de-eskalasi" dan "penghentian permusuhan" di Gaza dan Israel.
"Saya
mengimbau agar segera meredakan dan menghentikan permusuhan di Gaza dan
Israel. Terlalu banyak warga sipil tak berdosa telah tewas. Konflik ini
hanya dapat meningkatkan radikalisasi dan ekstremisme di seluruh
wilayah," ujar dia dalam tweet.
Serangan Israel di Jalur Gaza
menewaskan sekitar 139 orang, bersama dengan 950 lainnya terluka,
menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Jumlah ini terus bertambah seiring
berlanjutnya serangan Israel.
0 comments:
Post a Comment