Jakarta -Salah satu sikap terpuji dalam Islam adalah empati Sikap ini perlu ditanamkan sejak kecil.
Dikutip dari buku Kepemimpinan Empati Menurut Al Quran oleh Asep Dika Hanggara, empati adalah upaya untuk mengerti orang secara mendalam, baik dari segi emosional maupun intelektual. Seseorang akan menggunakan hati, mata, dan pikirannya untuk mendengar secara objektif.
Sifat empati merupakan kemampuan seseorang untuk menyadari perasaan, kepentingan, kehendak, masalah, atau kesusahan yang dirasakan orang lain. Singkatnya, empati adalah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Dalam Islam, konsep empati berkaitan dengan tasamuh, toleransi, atau tenggang rasa. Empati merupakan sikap terpuji yang sepatutnya dimiliki oleh setiap orang. Di antara sikap yang dapat menumbuhkan empati adalah saling tolong-menolong atau bekerjasama dalam hal kebaikan.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Maidah ayat 2 sebagai berikut,
وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ...
Artinya: "...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS. Al Maidah: 2).
Sikap emapti ini juga menjadi salah satu ajaran Rasulullah SAW. Disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim sebagai berikut:
"Perumpamaan orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh tubuhnya juga akan merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam." (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayatnya yang lain, Imam Bukhari menyebutkan, perumpamaan seorang muslim dengan muslim lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan. Hadits ini bersumber dari Abu Musa ra.
عَنْ أَبِيْ مُوْسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آِلهِ وَ سَلَّمَ : اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
'an abii Muusa RA. Qaala : Qaala rasuulullah saw. (Al Mukminu lilmukmini kalbunyaani yasyuddu ba'dhuhu ba'dhon.
Artinya: "Dari Abu Musa ra, Rasulullah SAW bersabda "Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan." (HR. Bukhari).
Manfaat dan Hikmah Empati
Islam mengajarkan para pemeluknya untuk membantu sesamanya yang sedang tertimpa musibah. Bantuan ini akan meringankan beban orang dalam situasi sulit tersebut. Salah satu cerminan sifat empati disebutkan dalam Al Quran surat An-Nisa ayat 8 sebagai berikut:
وَإِذَا حَضَرَ ٱلْقِسْمَةَ أُو۟لُوا۟ ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينُ فَٱرْزُقُوهُم مِّنْهُ وَقُولُوا۟ لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوفًا
Artinya: "Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik." (QS. An-Nisa: 8).
Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs kelas VII yang disusun oleh Tim Duta Madani, berikut hikmah empati dalam kehidupan sehari-hari:
1. Memiliki kepekaan dan cepat menangkap isi perasaan dan pikiran orang lain.
2. Memberikan bantuan yang dibutuhkan orang lain.
3. Memberikan masukan-masukan positif dan membangun semangat orang lain.
4. Mengambil manfaat dari perbedaan, bukan menciptakan konflik dari perbedaan.
5. Menjadi solusi bagi masalah yang terjadi.
6. Menimbulkan sikap tenggang rasa antar sesama manusia.
7. Menciptakan kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai.
0 comments:
Post a Comment