![]() |
WHO memberikan sejumlah catatan terkait tingkat kematian yang tinggi di Indonesia akibat pandemi virus Corona (Covid-19) |
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memberikan catatan terkait tingkat kematian yang tinggi di Indonesia akibat pandemi virus Corona (Covid-19). Pada akhir Juli, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal pernah mencapai 2.069. Sebelumnya, angka kematian tertinggi tercetak pada 23 Juli, yakni sebanyak 1.566.
Mantan Kepala Badan Litbangkes Kemenkes RI 2016-2020, Siswanto yang juga bekerja untuk WHO di wilayah Asia mengatakan bahwa WHO memberikan beberapa catatan akibat tingkat kematian tertinggi itu. Pertama terkait dengan sistem pelayanan kesehatan.
"Pertama bahwa tentunya terkait dengan sistem pelayanan kesehatan inikan
karena overcapacity kemudian katakanlah jangan-jangan kurang optimal di
dalam penanganan mungkin termasuk yang isolasi mandiri," ujar Siswanto
diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Indonesia Di Tengah Covid Dunia
Pasca Tembus 200 juta, Sabtu (7/8/2021).
Catatan kedua terkait
dengan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang belum
maksimal. Akibatnya angka terkonfirmasi positif covid-19 terus
bertambah."Kemudian yang kedua tentunya dalam menyangkut kalau kita kan PPKM
tentunya itu suatu syarat supaya bisa dikendalikan sehingga tidak
terjadi, kalau di Indonesia namanya kita menyebutnya namanya
overcapacity karena menyangkut beban dari pelayanan kesehatan," katanya.
Catatan
ketiga yakni menyangkut efektivitas dari vaksin. Siswanto menyebut
bahwa WHO menganjurkan adanya studi mengenai efektivitas vaksin termasuk
di Indonesia. Namun yang dirinya menekankan bahwa efektivitas dan
efikasi berbeda.
"Ada sesuatu yang penting juga ada catatan WHO
menyangkut efektivitas dari vaksin. Makanya di Siaoro juga tadinya WHO
menganjurkan ada semacam studi efektivitas. Ini kata-kata beda dengan
efikasi, kalau efikasi kan uji klinis fase ke 3, kalau efektivitas
biasanya dengan ada beberapa macam desain tes negatif desain lebih yang
real dilapangan," katanya.
"Nah itu dianjurkan untuk bisa
dikerjakan di Indonesia dengan menggunakan ndak papa tidak hanya satu
vaksin kita kan sekarang kalau enggak salah kan dikenalkan ada empat
vaksin bisa dilakukan juga," imbuhnya.
0 comments:
Post a Comment