JAKARTA- Ekonom Senior, Faisal Basri menyoroti pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 yang sebesar 7,07 persen. Menurut dia, itu bisa terjadi karena adanya pelonggaran kebijakan PPKM pada Juni lalu.
Tapi, Faisal menyatakan, pemerintah harus mau membayar pelonggaran PPKM itu dengan merebaknya angka positif Covid-19 di akhir Juni 2021, yang pada akhirnya membuat pemerintah kembali memperketat pembatasan dengan kebijakan PPKM darurat.
"Jadi ingat, pertumbuhan (ekonomi) relatif baik, saya setuju, karena kita melonggarkan corona ini sehingga corona merajalela kembali. Dan harus kita bayar dengan pertumbuhan triwulan ketiga yang turun lagi," tegasnya dalam sesi bincang virtual bersama BKPM, Jumat (6/8).
Selain itu, Faisal mengatakan, pelonggaran PPKM juga turut mempercepat proses pemulihan ekonomi daerah. Pulau Jawa jadi yang tercepat dengan 14,6 persen, diikuti Sulawesi 11,3 persen, Kalimantan 10,6 persen, Bali-Nusa Tenggara 10 persen, Sumatera 8,3 persen, dan Maluku-Papua 6,4 persen.
"Kenapa Jawa-nya bisa bangkit, karena pemerintah melonggarkan PPKM, akhirnya kita jebol. Makanya harus kita bayar di triwulan ketiga," seru Faisal Basri.
Namun, Faisal mengapresiasi pemerintah yang mau sadar jika aspek kesehatan ternyata lebih penting dari sekadar ekonomi. Dia bersyukur program vaksinasi sekarang bisa digencarkan, meskipun itu sebenarnya agak terlambat.
"Too little too late sekarang ini. Akhirnya ekonomi tidak akan bangkit kalau pandeminya tidak bisa terus dikendalikan," ujar Faisal Basri.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
0 comments:
Post a Comment