Upacara diawali dengan laporan Komandan Upacara Kolonel Marinir Danuri kepada inspektur upacara dan dilanjutkan dengan penghormatan bagi arwah para pahlawan.
Kemudian, untuk mengenang Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dibunyikan sirene yang diakhiri dengan mengheningkan cipta yang dipimpin oleh Inspektur Upacara.
“Untuk mengenang jasa para pahlawan dan pejuang-pejuang bangsa, mengheningkan cipta dimulai,” ucap Presiden.
Setelah itu, Presiden meletakkan karangan bunga dan diikuti dengan
pembacaan doa bagi arwah para pahlawan yang d
ipimpin oleh Menteri Agama
Yaqut Cholil Qoumas.
Upacara diakhiri dengan penghormatan terakhir kepada arwah pahlawan yang dipimpin oleh Komandan Upacara.
Selepas upacara, Presiden meninggalkan tempat upacara didampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk melaksanakan tabur bunga.
Tugu Api Semangat
Sehari sebelumnya, Presiden Jokowi juga mesesmikan Tugu Api Semangat
Indonesia Merdeka Tidak Pernah Padam di Lapangan Bela Negara, Kemenhan.
“Bung Karno pernah menyatakan: warisi apinya, jangan abunya. Warisi semangat yang menyala-nyala, semangat untuk memperjuangkan kemerdekaan, semangat untuk mengisi kemerdekaan, dan semangat untuk membangun Indonesia maju,” ujar Presiden.
Sebagai bangsa yang besar dengan sejarah besar, Presiden mengatakan, seluruh komponen bangsa harus menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah penting untuk dunia, bisa banyak berbuat untuk kepentingan dunia, dan layak menjadi salah satu pemimpin dalam peta dinamika dunia.
Menurutnya, kuncinya satu yaitu semangat perjuangan bangsa Indonesia jangan pernah padam dan harus selalu menyala-nyala.
“Keberadaan Tugu Api Semangat Indonesia Merdeka Tidak Pernah Padam ini adalah salah satu pengingat kobaran semangat kita, semangat untuk melanjutkan perjuangan para founding fathers dan membangun Indonesia maju yang kita cita-citakan,” tandasnya.
Semangat Bangsa
Bersamaan dengan tugu api tersebut, dibangun juga Patung Presiden
Soekarno untuk menghormati jasa kepada Bung Karno sebagai perintis
kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam laporannya, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menjelaskan, patung tersebut menggambarkan Bung Karno sedang menunggangi kuda saat melaksanakan inspeksi pasukan pada Upacara Peringatan Hari Angkatan Perang, 5 Oktober 1946, di Yogyakarta.
“Api tidak pernah padam sebagai simbol dari semangat, harapan, keberanian, dan gairah bangsa Indonesia untuk senantiasa mencintai Tanah Air, rela berkorban demi tegaknya kedaulatan NKRI, serta semangat untuk terus membangun bangsa dan negara demi terwujudnya Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD tahun 1945,” ungkap Menhan.
0 comments:
Post a Comment