JAWA BARAT ( KONTAK BANTEN) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan,
17 orang meninggal dunia dan 19 luka berat akibat gempa bermagnitudo 5,6
yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11) pukul 13.21.10
WIB.
Selain itu, kerusakan infrastruktur di beberapa daerah terdampak.
"BNPB terus melakukan pendataan jumlah korban. Di Kabupaten Cianjur, 17 orang meninggal dunia dan 19 luka-luka cukup berat,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan pers, Senin (21/11) pukul 16.15 WIB.
Selain itu, kerusakan infrastruktur di beberapa daerah terdampak.
"BNPB terus melakukan pendataan jumlah korban. Di Kabupaten Cianjur, 17 orang meninggal dunia dan 19 luka-luka cukup berat,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan pers, Senin (21/11) pukul 16.15 WIB.
"BNPB akan menempatkan satu unit helikopter untuk mempermudah penanganan darurat bencana, evakuasi dan pendistribusian logistik ke lokasi-lokasi terisolir," imbuhnya.
Berdasarkan pendataan yang disusun Pusat Pengendalian dan Operasi
(Pusdalops) BNPB, gempa tersebut juga mengakibatkan 343 unit rumah dan
satu unit pondok pesantren rusak berat, RSUD Cianjur alami rusak sedang.
Selain itu, empat unit gedung pemerintah, tiga unit fasilitas
pendidikan, satu unit sarana ibadah, satu unit toko, dan satu unit kafe
juga mengalami kerusakan. Jalanan, bahkan terputus.
"Besok pagi, saya akan ke lokasi, untuk melakukan pendampingan
terhadap langkah-langkah penanganan gempa di Cianjur. Serta memastikan
pemenuhan kebutuhan masyarakat terdampak. Rumah yang rusak, akan
dibangun kembali oleh pemerintah,” papar Suharyanto.
Menurutnya, tak seorang pun dapat memprediksi kapan terjadinya bencana. Yang terpenting, bagaimana respon yang dilakukan pemerintah dan masyarakat, terkait bencana.
“Gempa sudah terjadi. Tidak ada satu kekuatan yang bisa menghindari kapan terjadinya bencana. Yang pasti, setelahnya kita harus melakukan upaya-upaya secara sinergi, penuh solidaritas, dan sungguh-sungguh. Agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” ucap Suharyanto.
Menurutnya, tak seorang pun dapat memprediksi kapan terjadinya bencana. Yang terpenting, bagaimana respon yang dilakukan pemerintah dan masyarakat, terkait bencana.
“Gempa sudah terjadi. Tidak ada satu kekuatan yang bisa menghindari kapan terjadinya bencana. Yang pasti, setelahnya kita harus melakukan upaya-upaya secara sinergi, penuh solidaritas, dan sungguh-sungguh. Agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” ucap Suharyanto.
0 comments:
Post a Comment