Bagi seorang pemberdaya, memahami kerja sama itu penting. Karena
praktek pemberdayaan berorientasi pada sebuah kerja sama, baik antara
pelaku pemberdaya (fasilitator), antara fasilitator dengan
masyarakatnya, antara masyarakat dengan masyarakat, maupun kerja sama
yang memiliki hubungan satu dengan yang lainnya.
Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
tidak terlepas dari adanya sebuah kerja sama yang dilakukan oleh pribadi
maupun kelompok guna mencapai sasaran yang diinginkan. Tanpa kerja
sama, sebuah pekerjaan sulit diatasi atau membutuhkan waktu yang lama.
Secara etika, kerja sama dapat memperingan pekerjaan yang berat.Maka
jangan heran jika kita seringkali melihat, mendengar dan menemui adanya team work
yang khusus menangani sebuah pekerjaan (proyek) di bidang apapun, baik
di perusahaan, instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM),
maupun di tempat lain. Biasanya team work ini mengedepankan prinsip kapabilitas, profesionalisme dan nuansa kebersamaan.
Mari kita memahami terlebih dahulu arti team work tersebut. Team work berasal dari dua kata, yaitu “team” dan “work”.
“Team” adalah media setiap individu dapat
bekerja secara kolektif dengan penuh sinergi sebagai satu kesatuan yang
senyawa. Divisi-divisi kecil merupakan pondasi bagi divisi-divisi yang
lebih besar lagi. Divisi-divisi kecil dari sekelompok orang duduk
bersama pada akhirnya membentuk keputusan-keputusan dalam suatu
pekerjaan, atau aktivitas yang dilakukan dalam sebuah tim memiliki nilai
lebih, karena tersedianya berbagai jalinan relasi manusia secara
langsung tanpa adanya rintangan–rintangan formal antara individu yang
berdampak positif, yaitu dapat memompa semangat anggota tim untuk
bekerja secara produktif. Tim kerja dapat membantu menyingkirkan
rintangan-rintangan antardivisi serta dapat mengangkat semangat dan
motivasi anggota tim.
Sedangkan “Work” (kerja) adalah kegiatan
yang dijalankan oleh tiap individu yang telah memenuhi syarat
kesepahaman di dalam tim itu sendiri. Pekerjaan dijalankan atas adanya
langkah dan strategi yang disusun sebelumnya oleh beberapa orang yang
tergabung di dalam tim itu sendiri.
Dapat diartikan team work adalah sekumpulan orang, terdiri
atas dua orang atau lebih, yang memiliki tujuan serupa, memenuhi syarat
kesepahaman, sehingga terbentuk sinergi antarberbagai aktivitas yang
dilakukan dalam mencapai sasaran yang dikehendaki. Pada dasarnya, tim
kerja merupakan sumber penting bagi proses pemutakhiran pengetahuan,
karena tejadi interaksi yang menciptakan sifat-sifat bersama yang
membentuk kepribadian setiap individu di dalam suatu tim. Untuk
menjalankan roda organisasi atau suatu lembaga yang dilakukan secara
kolektif, maka dibutuhkan team work kuat yang mampu mengembangkan kreativitas dan suasana kondusif.
Setiap individu harus diberikan kesempatan dan keleluasaan
menumbuhkan kemampuannya sendiri, dan kemampuan itulah yang disatukan
menjadi sebuah kekuatan tim dalam menjalankan peranannya.
Sebaliknya, dalam mencapai puncak tertinggi dan keberhasilan tidak mungkin bisa dicapai hanya karena kerja keras seseorang saja. Bagaimanapun tinggi dan supernya kemampuan seorang pemimpin atau anggotanya, tetap saja ia membutuhkan bantuan dari yang lainnya, agar ia mampu mengerahkan segala potensi yang dimiliki tim semaksimal mungkin. Berarti, sebuah tim itu harus saling membutuhkan dan pergerakannya merupakan hasil kerja sama seluruh unsur yang ada di dalamnya.
Sebaliknya, dalam mencapai puncak tertinggi dan keberhasilan tidak mungkin bisa dicapai hanya karena kerja keras seseorang saja. Bagaimanapun tinggi dan supernya kemampuan seorang pemimpin atau anggotanya, tetap saja ia membutuhkan bantuan dari yang lainnya, agar ia mampu mengerahkan segala potensi yang dimiliki tim semaksimal mungkin. Berarti, sebuah tim itu harus saling membutuhkan dan pergerakannya merupakan hasil kerja sama seluruh unsur yang ada di dalamnya.
Membangun tim yang kuat tidaklah mudah, tapi juga tidak sesulit itu.
Tergantung bagaimana tim itu digerakkan—tentu melalui sebuah seni
menggerakkan tim. Dari berbagai catatan dan pengalaman kita, terdapat
sebuah tim yang tidak mencapai sasaran. Bahkan, tidak sedikit tim
mengalami konflik internal dan berakhir perpecahan.
Konflik mengakibatkan kondisi tim yang tidak sehat. Antara sesama tim
akan saling menjelekkan satu sama lain, saling menghambat kreativitas,
saling menjatuhkan, bahkan hingga berakhir benturan fisik. Lebih ekstrim
lagi, tujuan tim akan disingkirkan demi mencapai kepuasan dan
mengedepankan ego serta ambisi semata. Dari kondisi ini, kerap kali
perpecahan tim mempengaruhi kerja dan hasilnya kadang berimbas terhadap
orang lain yang tidak tahu menahu tentang kondisi tim. Lazimnya, kondisi
tim seperti ini terdapat kekeliruan dalam merencanakan strategi,
menerapkan aturan main atau antara anggota tim tidak terjalin sinergi.
Guna mencapai tim yang ideal dimulai dari membangun sinergi dan
manajemen tim. Langkah ini lebih efektif diterapkan dalam memperoleh tim
yang kuat.
Membangun Sinergi
Memahami setiap individu di dalam tim sangatlah perlu sebagai upaya
membangun sinergi dan kebersamaan. Setiap individu memiliki latar
belakang yang istimewa, berupa SDM, pemahaman, keahlian, pengalaman,
maupun prediksi tantangan yang dihadapi team work. Sinergi team work
dapat dicapai ketika setiap individu tim mengubah diri dari sifatnya
yang individualistis ke dalam sebuah tim yang sifatnya kolektif.
Setiap individu harus menghilangkan ego yang berlebihan dari dalam
diri masing-masing. Kesuksesan perpindahan tersebut bergantung pada
kemampuan anggota tim dalam melakukan interaktif positif dan dalam kerja
sama konstruktif di setiap aktivitas tim.
Membuka diri dan mau menerima peran serta orang lain merupakan
permulaan dan membuka jalan bagi kita untuk mempercepat perpindahan
menuju satu tim. Lebih dari itu, membuat orang lain lebih terbuka dan
lapang dada untuk menerima kita dengan sendirinya telah menghilangkan
area tak bertuan yang kita sendiri tidak mengetahuinya jika hanya
bersandar pada reaksi orang lain terhadap diri kita.
Bagi komunitas konsultan, membangun sinergi itu penting di seluruh
tingkatan, mulai dari tingkat Konsultan Manajemen Pusat (KMP), Konsultan
Manajemen Wilayah (KMW), Tim Koordinator Kota (Korkot) hingga Tim
Fasilitator. Tim konsultan harus memahami adanya sebuah kerja sama dan
membangun sinergi secara horizontal maupun vertikal di internal
konsultan.
Selain itu, saling menghargai dan bernuansa setara satu sama lain dan
membuka ruang komunikasi merupakan upaya membangun ikatan emosional di
antara tim, sehingga terjalin rasa kebersamaan. Tim yang kuat tidak
sekedar hubungan formal dan struktural antara atasan dan bawahan, namun
perlu diperluas menjadi hubungan persahabatan dan persaudaraan.
Kedua hubungan ini—antara formal-struktural dan
persahabatan-persaudaraan—harus berjalan seimbang seiring perjalanan
aktivitas tim, dan bukan hanya menerapkan salah satunya saja. Hubungan
formal-struktural semata-semata akan berdampak pada komunikasi yang
kaku, sikap ekslusif dan elitis.
Sementara hubungan persahabatan-persaudaraan semata akan berdampak
pada aktivitas dan kebijakan tim yang cenderung bersifat subjektif dan
lamban. Artinya, kesempurnaan hubungan tim dapat dilakukan dengan
mengkolaborasikan kedua bentuk hubungan tersebut, yaitu aktivitas tim
dijalankan atas dasar kebersamaan, persahabatan dan persaudaraan dengan
mengedepankan profesionalisme pekerjaan.
Tim konsultan yang kuat dan kokoh akan mempengaruhi perjalanan
program di masyarakat karena keberadaan konsultan bergerak berdasarkan
kerja tim. Setiap aktivitas tim konsultan merupakan percontohan bagi
masyarakat. Maka dari itu, keteladanan dan kebersamaan tim harus
dimiliki, karena akan membawa perubahan bagi masyarakat menuju
transformasi sosial.
Apalagi, misi yang diemban tim konsultan adalah mengubah paradigma,
mentransfer ilmu pengetahuan, membangun kebersamaan dan kepedulian
masyarakat. Prakteknya tentu harus dimulai dari tim konsultan terlebih
dulu, setelah itu ditularkan kepada masyarakatnya.
Ironisnya adalah ketika tim menyuarakan kebersamaan di masyarakat
atau di internal konsultan, sementara ia sendiri tidak mampu menjalinkan
kebersamaan di tim kerjanya.
Jadi, kebersamaan tim merupakan harga mati bagi Perusahan di manapun berada dalam menjalankan aktivitasnya.
Sindu Adi Pradono SH Co www.kontakbanten.co.id
0 comments:
Post a Comment