![]() |
foto : Ist |
JAKARTA (KONTAK BANTEN) - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
menutup Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Staf Bidang Sumber Daya Manusia
(SSDM) Polri, di Kepulauan Riau.
Dalam kesempatan itu, Sigit mengingatkan arahan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) untuk mengawal agenda nasional maupun internasional, hingga
meraih kepercayaan publik terhadap institusi Polri.
Mengawali pengarahannya, Sigit menyatakan, SDM Polri harus menyiapkan
personel-personel kepolisian yang unggul guna mampu mengawal dan
mengamankan seluruh instruksi Presiden Jokowi dalam Rapim TNI-Polri
terkait dengan kebijakan dan program Pemerintah.
"Tidak ada salahnya bila saya selalu mengulang di setiap acara Rakernis.
Ini juga, agar seluruh rekan-rekan kemudian bisa memahami apa yang
menjadi kebijakan Bapak Presiden. Dari sisi SDM tentunya harus
mempersiapkan personel-personel yang kemudian bisa melaksanakan apa yang
menjadi kebijakan Bapak Presiden," ujar Sigit dalam penutupan Rakernis
SSDM Polri, Jumat (17/3) malam.
Sigit pun tak lelah untuk kembali menyampaikan poin penekanan yang
disampaikan Presiden Jokowi kepada seluruh kementerian/lembaga termasuk
Polri.
Yakni, kemampuan bekerja secara mikro tak hanya makro, antisipasi inflasi, penguatan investasi dan hilirisasi. Kemudian, mencegah tindak pidana yang merusak lingkungan karena akan merugikan masyarakat, mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Juga, Pemilu dan Pilkada serentak 2024 serta memiliki kesiapan
menghadapi dinamika lingkungan strategis global yang penuh dengan
ketidakpastian.
"Jadi ini menjadi arahan Bapak Presiden yang harus kita tindak lanjuti
tentunya masing-masing satker dan fungsi memiliki tugas berbeda untuk
kemudian bisa menyukseskan apa yang menjadi kebijakan Bapak Presiden,"
ingatnya.
Sigit juga mengingatkan pengawalan program kebijakan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
Di antaranya, menjamin ketersediaan serta menjaga harga bahan pokok
penting, penggunaan keuangan negara sebagai shock absorber, penguatan
investasi dan hilirisasi, serta menjaga pasar domestik.
Mengamankan dan mengawal agenda nasional maupun internasional juga
harus menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh personel SDM Polri.
Mulai dari pelaksanaan Pemilu 2024 yang tahapannya dimulai saat ini,
Piala Dunia U-20, ASEAN Summit hingga isu-isu yang berkembang di
masyarakat.
Dengan adanya segala bentuk agenda dan tantangan yang ada, Sigit
menyebut bahwa, untuk saat ini, seluruh jajaran Korps Bhayangkara harus
bersatu padu dan bergandengan tangan untuk kembali meraih tingkat
kepercayaan publik yang sempat mencapai angka tertinggi.
Selain melakukan perbaikan dan reformasi kultural, Sigit menegaskan,
pentingnya penguatan sumber daya manusia Polri sejak dini guna meraih
kembali rasa kepercayaan publik terhadap Polri.
Tingginya kepercayaan masyarakat akan berdampak pada kepuasan atas penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan saat bertugas.
"Oleh karena itu bagaimana upaya kita untuk mengembalikan kepercayaan
publik ini menjadi harga mati yang harus kita perjuangkan," ucap Sigit.
Penguatan sejak dini atau mulai dari rekrutmen, pendidikan dan pelatihan
hingga resmi menjadi personel kepolisian, kata Sigit, harus selalu
digaungkan penekanannya pada tiga kompetensi, yakni teknis, kepemimpinan
dan etika.
Kita harus mempersiapkan SDM-SDM kita yang selalu saya sebutkan. Tidak
hanya cukup memiliki kompetensi teknis. Namun kita juga harus mampu
memiliki kompetensi terkait dengan masalah kepemimpinan, dan juga yang
paling utama, paling penting, adalah kompetensi etik," tutur eks
Kabareskrim Polri itu.
Sigit juga mengungkapkan komitmen jajaran SDM terkait penerapan
prinsip Betah (Bersih, Transparan dan Akuntabel). Dengan adanya hal itu,
Sigit menginstruksikan tidak ada lagi, proses rekrutmen yang tidak
benar atau bahkan mengarah ke transaksional.
Pemahaman tersebut harus terus dimaksimalkan oleh jajaran SDM Polri
kepada masyarakat. Untuk masuk menjadi keluarga besar Polri harus
persiapan dan melewati tahapan serta proses yang sudah diatur.
"Kalau di lingkungan kita sudah bagus, tapi di luar lingkungan SDM masih
memberikan ruang. Reman-teman dari SDM harus mewaspadai ini. Kerja sama
dengan baik dengan Propam dan pengawas-pengawas dari luar," bebernya.
"Sehingga kemudian ini betul-betul bisa kita berantas. Karena saya juga
pasti tidak akan terima, kalau rekan-rekan sudah baik, tapi kemudian
dinilai masih seperti ini. Jadi pengorbanan rekan-rekan yang sudah
sedemikian rupa tidak ada manfaatnya," papar Sigit.
Terkait hal itu, bahkan Sigit menyinggung soal kasus dugaan lima polisi
jajaran Polda Jawa Tengah (Jateng) yang diduga menjadi calo dalam
penerimaan Bintara Polri tahun 2022.
Dengan tegas, Sigit memerintahkan, kepada Kapolda Jateng dan jajaran Propam, terhadap lima orang itu diberikan sanksi PTDH atau proses pidana. Menurut Sigit, selain memberikan efek jera, ini adalah komitmen perubahan yang dilakukan oleh institusi Polri.
"Saya sudah perintahkan kepada Kapolda dan Kabid Propam berikan
hukuman, kalau tidak di PTDH, proses pidana. Sehingga tidak ada lagi
yang bermain-main dengan masalah ini," ucapnya.
"Karena kita semua sudah serius, saya lihat teman-teman ini sudah luar
biasa, tapi kalau kemudian di luar masih ada bermain-main, menembak di
atas kuda, mau apa jadinya kita. Tetap persepsi selalu akan begitu,"
tegas Sigit.
Tak hanya itu, Sigit mengaku mendapatkan informasi adanya proses
transaksional terkait dengan jalur Sekolah Inspektur Polisi (SIP).
Dengan komitmen yang dipegang teguh, Sigit secara tegas langsung
mencoret oknum tersebut.
"Baru saja terkait dengan SIP, saya dapat laporan dan aduan, mereka
masuk lewat institusi tertentu bayar lagi. Terus saya suruh coret waktu
itu, baru ketahuan yang bayar, karena memang kita batasi untuk pemberian
kuota tahun ini, tapi ternyata dari jalur-jalur begitu juga ada, begitu
kita coret baru ketahuan yang bayarnya." ungkap Sigit.
Sigit mengatakan, hal-hal yang dapat melahirkan persepsi negatif
seperti itu harus segera dihentikan. Ditegaskan Sigit, siapapun yang
mencoba bermain-main akan hal itu, baik personel Polri maupun pihak
luar, maka jangan ragu untuk melakukan tindakan tegas.
"Jadi kehormatan kita sama-sama, untuk menunjukan SDM Polri tidak
seperti itu. Kalaupun ada, itu adalah orang yang memanfaatkan dan kalau
itu masih polisi juga ketahuan, kita proses keras. Kalau di luar Polisi
kalau ketahuan, ada proses sidang," ancam eks Kapolda Banten itu.
"Kita ingin di mata masyarakat semenjak dari awal sampai pada saat
proses pengembangannya, Polri lebih baik. Karena ini juga menjadi salah
satu kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik dan meningkatkan
kepercayaan sesuai dengan apa yang menjadi harapan masyarakat," harap
Sigit.
Pada kesempatan itu, Sigit juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran
SSDM Polri yang sebenarnya juga terus melakukan pengembangan terhadap
SDM Polri.
Mulai dari peningkatan profesionalisme, memberikan pelatihan-pelatihan
dengan memanfaatkan teknologi informasi, E-Dikbangspes, Polisi Belajar
hingga mendapatkan penghargaan.
"Di samping itu, tentunya prestasi-prestasi lain yang cukup banyak yang telah ditorehkan oleh jajaran SSDM Polri. Oleh karena itu tentunya saya ucapkan selamat," tutup Sigit
0 comments:
Post a Comment