JAKARTA ( KONTAK BANTEN) Setelah PDI Perjuangan resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal
calon presiden (bacapres), artinya sudah ada dua bacapres yang akan
berlaga pada Pemilu 2024. Hal itu, setelah sebelumnya Anies Baswedan
sudah resmi diusung Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat. Namun begitu, kata anggota DPD RI Fahira Idris, belajar dari dua pemilu
sebelumnya, yakni tahun 2014 dan 2019 yang melahirkan begitu banyaknya
gesekan dan tebalnya polarisasi akibat hanya dua pasang capres, maka
Pemilu 2024 diharapkan menghadirkan lebih dari dua pasang capres.
Dikatakan
Fahira, dalam situasi seperti apapun, polarisasi tidak akan bisa
dihindari dalam sebuah kontestasi pemilu. Namun, jika tensi polarisasi
terus meninggi bahkan tidak berhenti setelah pemilu usai bahkan hingga
menguras energi bangsa, maka harus dicari akar persoalannya.
"Untuk konteks pemilu terutama dua pemilihan presiden (pilpres) terakhir, hanya ada dua pasang capres menjadi salah satu penyebab utamanya," kata Fahira dalam keterangan tertulis, Selasa (25/4).
Menurut Fahira, potensi semakin menebalnya polarisasi jika hanya ada dua pasang capres, juga harus menjadi perhatian partai politik atau gabungan partai politik yang hingga saat ini belum resmi mengusung capres.
Kata Senator DKI Jakarta itu, partai politik memiliki tanggung jawab penuh untuk mewujudkan pilpres yang diwarnai dengan adu gagasan dengan menyajikan lebih banyak capres berkualitas.Perhelatan pilpres, kata dia lagi, menjadi momentum penting bagi partai politik untuk memberikan pendidikan politik kepada rakyat melalui upaya menciptakan kompetisi politik yang berkualitas bukan semata-mata mengejar kekuasaan.
“Rakyat Indonesia yang jumlahnya lebih dari 270 juta jiwa ini, lebih dari pantas untuk diberi lebih banyak alternatif capres pada Pemilu 2024," pungkasnya
0 comments:
Post a Comment