![]() |
JAKARTA ( KONTAK BANTEN) Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan, pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin, dan berusaha keras memberikan perlindungan kepada WNI sejak hari pertama konflik bersenjata Sudan meletus pada 15 April lalu.
Koordinasi dengan lima perwakilan Indonesia di luar negeri: KBRI Khartoum, Riyadh, Kairo, Addis Ababa, dan KJRI Jeddah terus diperkuat.
Koordinasi juga diperluas dengan Kementerian/Lembaga lain, terutama dengan TNI, untuk membahas evakuasi ke Indonesia.
"Saya sudah lakukan komunikasi dengan Panglima TNI, yang menyatakan siap membantu," kata Retno dalam konferensi pers virtual, Senin (24/4).
Retno menjelaskan, evakuasi WNI dari Sudan, didesain dengan beberapa opsi. Mengingat kondisi di lapangan sangat cair dan dinamis di lapangan.
Koordinasi juga kita lakukan dengan PBB dan beberapa negara lainnya.
"Alhamdulillah, pada Senin (24/4) pukul 01.00 dini hari waktu setempat atau pukul 06.00 pagi waktu Indonesia bagian Barat, sebanyak 538 WNI telah tiba dengan selamat di kota Port Sudan. Terdiri dari 273 perempuan, 240 laki-laki, dan 25 balita," papar Retno.
Mayoritas WNI yang dievakuasi berstatus sebagai mahasiswa Indonesia, pekerja migran Indonesia, karyawan perusahaan Indofood, dan staf KBRI beserta keluarga.
Ini adalah evakuasi tahap 1 yang dipimpin langsung oleh Dubes RI di Khartoum, Sunarko.
Evakuasi yang menggunakan delapan bus dan satu minibus KBRI berangkat dari Khartoum pada Minggu (23/4) pukul 08.00 waktu setempat atau 13.00 WIB.
Perjalanan darat dari Khartoum ke Port Sudan, memerlukan waktu sekitar 15 jam atau sekitar 830 km melalui kota Atbara, Damir, Miswar, dan Sawakin. Sepanjang perjalanan, terdapat sekitar 15 pos pemeriksaan.
Saat ini, 538 WNI tersebut sedang beristirahat di rumah persinggahan di Port Sudan, sebelum keberangkatan menuju Jeddah melalui jalur laut.
"Rencana awal, seluruh WNI akan dievakuasi dengan memanfaatkan gencatan. Namun, karena adanya pembatasan bahan bakar untuk bus yang akan mengangkut para WNI dan evaquee lainnya, maka evakuasi tidak dapat dilakukan dalam satu tahap," papar Retno.
Di kesempatan pertama tahap kedua, ada 289 WNI yang sebagian besar berstatus mahasiswa, serta lima pekerja perusahaan yang akan dievakuasi.
0 comments:
Post a Comment