JAKARTA ( KONTAK BANTEN) Menjelang kontestasi politik tahun 2024, mahasiswa perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta literasi komunikasi politik.
Bekal literasi ini diperlukan agar mahasiswa lebih"melek" terhadap dinamika politik yang akan terjadi di pesta demokrasi 2024 mendatang.
"Mahasiswa sebagai
pemilih pemula dan pemilih muda terbesar atau lebih dari separuh pemilih
yang akan berpartisipasi dalam pemilu 2024, kami bekali dengan berbagai
literasi komunikasi politik termasuk juga untuk cek fakta atas maraknya
informasi, " ujar Pakar Komunikasi Politik Lely Arrianie yang juga
ketua Pusat Studi Literasi Komunikasi Politik UNAS (Pustera).Hal ini disampaikannya dalam seminar 'Literasi Komunikasi Politik pada
Mahasiswa dalam Menangkal Hoaks Menjelang Kontestasi Politik 2024', di
Jakarta
Lely Arrianie mengingatkan, akan banyak bertebaran informasi yang tak bertanggung jawab tentang Pemilu maupun mereka yang berkontestasi menyebabkan hoaks, berita bohong dan ujaran kebencian sehingga berakibat terjadi keterbelahan publik.
Lely menyambut positif penyelenggaraan seminar literasi komunikasi politik yang digawangi ketua pelaksana Meranti ini.
Menampilkan pakar media, kegiatan ini memberi ruang belajar dan berpengetahuan kepada mahasiswa memahami bagaimana media mainstream berperan menangkal fenomena hoaks yang begitu luas di media sosial.
Seminar menghadirkan presidium masyarakat Anti fitnah Indonesia (MAFINDO) Septiaji Eko Nugroho dan pakar dari Kominfo yang memberi banyak informasi tentang bagaimana menangkal hoaks. Pl
Pembicara lainnya, pakar media digital Unas Irfan Fauzi Arif dalam paparannya menyebut media digital juga sebenarnya dapat digunakan utk menangkal hoaks.
Seminar yang digelar Universitas Nasional (Unas) Jakarta ini, diikuti oleh 500 mahasiswa Unas dan Dosen yang mengampu berbagai mata kuliah di program studi Ilmu Komunikasi.
0 comments:
Post a Comment