PARIS |
Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) merasa ngeri dengan
pembunuhan massal brutal terhadap warga sipil yang dilakukan oleh Hamas,
dan oleh serangan besar-besaran di Gaza yang kini dilakukan oleh
Israel. MSF menyerukan penghentian segera pertumpahan darah tanpa
pandang bulu, dan penyediaan ruang aman dan jalur aman bagi orang-orang
menjadi hal yang mendesak.
Masyarakat
harus diberi akses yang aman terhadap pasokan penting seperti makanan,
air, dan fasilitas kesehatan. Pasokan kemanusiaan penting seperti
obat-obatan, peralatan medis, makanan, bahan bakar dan air juga harus
diizinkan masuk ke wilayah Gaza.
Untuk
memfasilitasi hal tersebut, perbatasan Rafah dengan Mesir harus dibuka
dan pengeboman di titik perlintasan tersebut harus dihentikan.
Sekitar
2,2 juta orang saat ini terjebak di Jalur Gaza, di mana pemboman tanpa
pandang bulu telah mengubah krisis kemanusiaan kronis menjadi sebuah
bencana. Lebih dari 300 staf MSF berada di Gaza, beberapa di antaranya
kehilangan rumah atau anggota keluarga; hampir mustahil bagi mereka
untuk bergerak.
“Jet-jet
tempur menghancurkan seluruh jalan blok demi blok. Tidak ada tempat
untuk bersembunyi, tidak ada waktu untuk istirahat. Beberapa tempat
dibom pada malam berturut-turut. Kita tahu seperti apa di tahun 2014 dan
di tahun 2021, ribuan orang meninggal. Setiap kali rekan medis kami
berangkat kerja, kami tidak tahu apakah mereka akan bertemu lagi dengan
rumah atau keluarganya. Tapi menurut mereka ini berbeda. Kali ini,
setelah lima hari, sudah ada 1.200 kematian. Apa yang bisa dilakukan
orang-orang? Ke mana mereka harus pergi?," tegangnya, Jum'at (13/10).
Matthias Kennes, Kepala Misi MSF di Gaza
Jutaan
laki-laki, perempuan, dan anak-anak menghadapi hukuman kolektif dalam
bentuk pengepungan total, pemboman tanpa pandang bulu, dan ancaman
pertempuran darat. Ruang aman harus dibangun, pasokan kemanusiaan harus
diizinkan masuk ke Gaza.
Yang
terluka dan sakit harus mendapat perawatan medis. Fasilitas dan
personel medis harus dilindungi dan dihormati; rumah sakit dan ambulans
bukanlah sasarannya.
Pengepungan
yang dilakukan oleh pemerintah Israel, termasuk pembatasan makanan,
air, bahan bakar dan listrik, adalah tindakan yang tidak masuk akal.
Setelah 16 tahun blokade militer di Jalur Gaza, struktur medis di
dalamnya sudah melemah pengepungan membuat para pasien maupun tenaga
kesehatan terjebak dalam pertempuran.
Hal
ini juga menghalangi masuknya barang-barang penyelamat jiwa masuknya
pasokan dan tenaga medis utama harus segera difasilitasi.
“Di
rumah sakit Kementerian Kesehatan, tenaga medis melaporkan bahwa mereka
kehabisan obat bius dan obat penghilang rasa sakit. Di pihak MSF, kami
memindahkan pasokan medis dari cadangan darurat dua bulan kami ke rumah
sakit Al Awda dan sekarang kami telah menggunakan stok tiga minggu hanya
untuk tiga hari,” terangnya.
Darwin Diaz, Koordinator Medis MSF di Gaza
Staf
MSF termasuk tenaga medis sangat dibatasi pergerakannya sejak hari
Sabtu; mereka tidak dapat melakukan perjalanan yang aman untuk membantu
rekan-rekan medis Palestina yang bekerja siang dan malam untuk merawat
korban luka. Laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang tidak berperan
dalam permusuhan tidak mempunyai tempat berlindung yang aman.
Tim
MSF menyaksikan tingkat kerusakan yang mungkin sudah melebihi eskalasi
sebelumnya. Dua rumah sakit yang didukung MSF, Al Awda dan Rumah Sakit
Indonesia, keduanya mengalami kerusakan akibat serangan udara, sementara
klinik MSF sendiri mengalami beberapa kerusakan akibat ledakan pada
hari Senin.
Saat
ini MSF menjalankan klinik mandiri MSF, mendukung Rumah Sakit Al Awda,
Rumah Sakit Nasser, dan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. MSF membuka
kembali ruang operasional di Al-Shifa pada 10 Oktober untuk menerima
pasien luka bakar dan trauma.
Kami
juga telah menyumbangkan pasokan medis ke Rumah Sakit Al Shifa dan akan
terus memberikan dukungan kepada rumah sakit tersebut. Tim kami di
Jenin, Hebron dan Nablus secara aktif mengkaji kebutuhan medis di Tepi
Barat, seiring dengan meningkatnya kekerasan. Setidaknya 27 warga
Palestina tewas dalam serangan pemukim dan bentrokan dengan militer
Israel.
Warga
sipil, infrastruktur sipil, dan fasilitas kesehatan harus dilindungi
setiap saat. MSF menyerukan kepada Pemerintah Israel untuk menghentikan
hukuman kolektif terhadap seluruh Gaza. Otoritas dan faksi Israel dan
Palestina harus menciptakan ruang yang aman.
Masuknya
bantuan kemanusiaan, makanan, air, bahan bakar, obat-obatan dan
peralatan medis ke Jalur Gaza harus segera difasilitasi, jika tidak
dilakukan maka akan memakan lebih banyak korban jiwa.
0 comments:
Post a Comment