![]() |
Teks Foto: Ahmad Khoirul Umam. (ist) |
Kritikan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri terhadap kebijakan bea masuk impor gandum 0% merupakan penebalan atas kritik PDIP sebelumnya yang menyasar kegagalan kebijakan Food Estate yang dijakankan pemerintahan Jokowi.
Demikian dikatakan Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam menggapi kondisi politik PDIP saat ini, Minggu (1/10/2023).
Menjelang Pemilu 2024, kata Khoirul, atas nama wujud keberpihakan terhadap kaum Marhaen atau wong cilik, PDIP mencoba menampilkan politik dua kaki.
Di satu sisi menjadi garda terdepan pendukung
pemerintahan Jokowi, namun juga bekalangan menujukkan sikapnya yang
tidak sungkan-sungkan mengkritik keras kebijakan pemerintahan Jokowi.
"Kritik PDIP kali ini menggarisbawahi ketidakmampuan pemerintahan Jokowi menghadirkan alternatif diversivikasi pangan dan ketidakhadiran negara dalam kebijakan perdagangan komoditas pangan, yang berdampak pada semakin tingginya ketergantungan pasar dan konsumen Indonesia pada komoditas pangan dari luar negeri. Hal ini tentu tidak sesuai dengan janji kampanye Jokowi yang mengklaim hendak menghadirkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal," kata Khoirul dalam keterangannya, Minggu (1/10/2023).
Pasca ketegangan yang coba diredam antara PDIP dengan keluarga Jokowi pasca penetapan Kaesang sebagai Ketum PSI, maka kehadiran Jokowi di acara Rakernas PDIP kemarin mengindikasikan Jokowi akan memainkan politik dua kaki di Pilpres 2024 mendatang.
"Gimmick bisikan Jokowi ke Ganjar ditujukan untuk menjaga kesan bahwa Jokowi seolah masih berada di pangkuan PDIP. Hal itu dilakukan Jokowi untuk mencegah konfrontasi terbuka antara dirinya dengan PDIP atau dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri," ucapnya.
Namun demikian, mencermati tidak solidnya dukungan sel-sel kekuatan politik di sekitar Jokowi pada pencapresan Ganjar, tampaknya PDIP telah mengantisipasi itu semua dengan menata hati, keyakinan dan taktik politik, dimana baik dengan dukungan Jokowi maupun tanpa dukungan Jokowi, PDIP akan terus melanjutkan perjuangan memenangkan pencapresan Ganjar Pranowo.
"Artinya, PDIP ingin menunjukkan karakter dan infrastruktur mesin politiknya yang "berdikari", berdiri di atas kaki sendiri, dan tidak bergantung pada bayang-bayang pengaruh politik Jokowi," ucapnya.
Forum Rakernas PDIP, kata Khoirul, juga seolah hendak menegaskan bahwa PDIP akan mempertimban
Hal itu diantisipasi untuk menghindarkan terkonsolidasinya basis suara Nahdliyyin ke mesin pencawapresan Muhaimin melalui PKB.
gkan variabel Nahdlatul Ulama (NU) dalam
menetapkan Cawapres bagi Ganjar Pranowo.
0 comments:
Post a Comment