Pertumbuhan ekonomi yang pesat harus diiringi dengan distribusi pendapatan yang merata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketimpangan distribusi pendapatan adalah terdapat perbedaan dalam penerimaan pendapatan yang diterima oleh setiap individu yang berakibat menimbulkan kesenjangan antar masyarakat.
Ketimpangan distribusi pendapatan merupakan masalah yang hampir terjadi di semua negara baik negara maju maupun negara berkembang.
Ketimpangan pendapatan dapat menyebabkan masalah sosial yang bisa berdampak pada ketidakstabilan ekonomi. Alat untuk mengukur ketimpangan pedapatan adalah menggunakan gini ratio yang berkisar antara angka nol sampai satu, apabila nilai gini ratio mendekati nol artinya distribusi pendapatan terbagi secara merata, sebaliknya jika nilai gini ratio mendekati angka satu artinya distribusi pendapatan tidak terbagi secara merata. Ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia masih menyentuh angka yang tinggi, meskipun sudah dilakukan upaya untuk mengurangi kesenjangan tersebut. Tingkat ketimpangan, yang diukur dengan Gini Ratio yaitu sekitar 0,38-0,39 yang berarti masuk dalam kategori sedang.
Pada September 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terkait tingkat kemiskian di Indonesia sebesar 8,57% angka ini menjadi angka yang paling rendah dalam sejarah. Namun dibalik itu nilai raiso gini terkait ketimpangan distribusi pendapatan justru naik yang awalnya 0,379 pada Maret 2025 menjadi 0,381 pada September 2025. Dapat disimpulkan bahwa ketimpangan pendapatan di Indonesia justru disebabkan oleh meningkatkan masyakarat kaya, hal ini diketahui karena masih banyak penduduk Indonesia yang hidup jauh dari kata stabil. Naiknya harga kebutuhan pokok mulai dari pangan sampai pendidikan ditambah dengan tingkat pendapatan yang stagnan bahkan menurun justru semakin meningkatkan kesejangan antar masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi memungkinkan banyak orang untuk bisa keluar dari jurang kemiskinan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keuntungan terbesar lebih banyak dirasakan oleh penduduk dengan pendapatan yang tinggi.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan yang paling utama adalah akses pendidikan, wilayah perkotaan cenderung memiliki akses yang lebih baik sehingga lebih mampu menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan dapat meningkatkan produktivitas ekonomi. Ditambah di kota dengan banyaknya industri cenderung memiliki pendapatan yang lebih stabil dibanding di desa. Dari hal ini mendorong penduduk desa untuk melakukan migrasi ke kota, akhirnya tenaga kerja produktif di desa berkurang dan menambah kesenjangan.
Dibalik itu akses ke desa yang sulit dan kurangnya infrastruktur menghambat kegiatan ekonomi sehingga menyebabkan sulitnya investasi di desa dan menambah tingkat ketimpangan pendapatan. Distribusi pendapatan berdampak terhadap dua aspek yang penting, yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh dan pemerataan pendapatan.
Keberhasilan dalam mewujudkan dua aspek ini terlihat dari seberapa besar tingkat penerimaan yang merata dan penurunan nilai rasio gini antar wilayah. Untuk itu diperlukan kebijakan yang mampu mengatasi masalah terkait ketimpangan distribusi pendapatan di Provinsi Banten dimulai dari memperbaiki tingkat pendidikan yaitu meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang tertinggal sehingga kualitas pendidikan dapat merata di seluruh daerah sehingga mampu menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan meningkatkan produktivitas ekonomi.
Selanjutnya memperbaiki infrastruktur untuk memperlancar kegiatan ekonomi, ditambah dengan menciptakan lapangan kerja yang banyak sehingga masyarakat dapat memiliki penghasilan yang lebih layak.
Dengan kebijakan ini nantinya kesenjangan antar masyarakat dapat diatasi dan masyarakat Indonesia bisa memiliki kehidupan yang layak dengan tingkat penghasilan yang lebih baik.
Ketua Lintas Mahasiswa Indonesia
0 comments:
Post a Comment