Kepala DP3AP2KB Kota Cilegon, Lia Nurlia Mahatma mengatakan, data penurunan anak stunting 876 kasus berdasarkan hasil elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon.
"Ada penurunan kasus stunting sekitar 68 anak dalam waktu satu semester terakhir. Meski terjadi penurunan, kami belum bisa puas begitu saja dan akan kami tindak lanjuti dengan program berikutnya yaitu pelaksanaan audit kasus stunting di Kota Cilegon," ucap Lia, Rabu (24/4/2024).
Lia mengaku, untuk menurunkan angka stunting di Kota Cilegon pihaknya telah melakukan sejumlah program. Mulai dari Pemberian Makanan Tambahan (PMT), program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), serta mengangkat orang tua asuh baik dari industri maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang disalurkan melalui Baznas.
"Untuk menurunkan stunting ini tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu keterlibatan semua pihak. Makanya setelah ini kita akan lakukan audit stunting untuk mengetahui sejauh mana penurunan yang sudah kita intervensi dari berbagai sisi ini," ujar Lia.
Sementara Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cilegon, Asikin menambahkan, audit stunting akan digelar mulai awal Mei 2024.
"Kami sudah tetapkan sampelnya sebanyak 385 yang terdiri atas balita 140 anak, ibu hamil 145 orang, calon pengantin 44 orang, dan ibu nifas 57 orang yang terbagi di seluruh Puskesmas se-Kota Cilegon," ucap Asikin.
Menurut Asikin, audit terhadap sampel ini dilakukan untuk mengidentifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya. Selain itu, juga untuk mengetahui penyebab masalah anak stunting apakah karena faktor pola asuh, faktor lingkungan, pendidikan atau ekonomi.
"Kami berharap, audit stunting kali ini berjalan lancar sehingga dapat mengetahui secara detail akar penyebab stunting dan pencegahan stunting dapat dilakukan secara tepat sasaran," katanya.
0 comments:
Post a Comment