PANDEGLNG KONTAK BANTEN Sekelompok massa aksi, yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Cabang Pandeglang, menduduki Pendopo Bupati Pandeglang, Selasa (26/8/2025). Kedatangan mereka, guna menyuarakan aspirasi menolak kerjasama pembuangan sampah dari luar Pandeglang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangkonol.
Selain berorasi secara bergantian menggunakan mikrofon, menyuarakan aspirasinya. Pendemo juga membawa spanduk bertuliskan “Ganyang Bupati Otoriter, Bupati Ku Kelong Wakil Bupati Nyumput, Tolak MoU Sampah”, juga membawa miniatur keranda mayat sebagai simbol matinya hati nurani Bupati, Wakil Bupati juga jajaran pejabat di lingkungan Pemkab Pandeglang, serta melakukan teaterikal dan membakar ban.
Massa aksi itu, memusatkan demonya di halaman depan Pendopo Bupati, dalam pengawalan ketat aparat kepolisian dan personel Satpol PP Pandeglang. Namun, sesekali mereka berkeliling mengitari Aula Pendopo seakan mencari Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang.
Sebagian massa aksi lainnya, mencoret beberapa titik dinding gedung disekitar pendopo, dengan tulisan menggunakan pilok yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Koordinator Lapangan (Korlap) I HMI Cabang Pandeglang, Dian Ardiansyah mengatakan, aksi itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas terhadap masyarakat Pandeglang khususnya masyarakat di Desa Bangkonol, Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, yang menjadi terdampak langsung dari bau tak sedap sampah di TPA Bangkonol.
“Aksi penolakan kerjasama pembuangan sampah dari luar Pandeglang, sudah dilakukan secara massif oleh beberapa kelompok massa. Tapi, sayangnya Bupati, Wakil Bupati dan pejabat terkait seakan tuli. Makanya, kami serukan Bupati Ku Kelong Wakil Bupati Nyumput,” kata Dian, Selasa (26/8/2025).
Katanya, dalam aksi kali ini juga menampilkan teaterikal yang menyimbolkan bahwa pemerintah seakan menganggap setiap persoalan dengan masyarakat akan selesai ketika dikasih uang.
“Miniatur keranda mayat dan tabur bunga yang kami lakukan, sebagai simbol matinya hati nurani pemimpin serta para pejabat kita, yang sudah tidak mendengarkan aspirasi masyarakat,” pungkasnya.
Korlap 2 HMI Cabang Pandeglang, Alfarizi meneriakkan 6 tuntutan yaitu menolak segala bentuk kerjasama pengiriman sampah dari luar daerah ke Pandeglang, menuntut Bupati Pandeglang untuk membatalkan MoU pengelolaan sampah dengan Pemkot Tangsel, menuntut Bupati Pandeglang untuk memaksimalkan upaya penanganan dan pengelolaan sampah di Pandeglang secara mandiri dan berkelanjutan.
Selain itu, pihaknya juga menuntut Bupati Pandeglang untuk bertanggung jawab penuh atas dampak pencemaran lingkungan yang terjadi akibat kebijakan pengelolaan sampah yang tidak berpihak kepada rakyat, juga menuntut transparansi dan partisipasi publik dalam setiap membuat kebijakan.
“Kami juga menuntut apabila tuntutan ini tidak diindahkan, lebih baik Bupati Pandeglang mengundurkan diri dari jabatannya,” pungkasnya.
Suara teriakan “Bupati Ku Kelong Wakil Bupati Nyumput” menggema di sekitaran Pendopo Bupati Pandeglang. Karena, hampir 3 jam massa aksi HMI Cabang Pandeglang berunjuk rasa di lokasi, tak satupun pejabat terkait menemuinya.
Bahkan, sejumlah anggota Satpol PP Pandeglang yang bertugas, tampak sibuk menutup pintu pendopo dan gerbang masuk. Sedangkan, massa aksi terus konsisten berorasi bergantian, meneriakkan yel-yel dan tuntutannya.
Sementara, Ketua Umum HMI Cabang Pandeglang Moh. Ilham mengatakan, pihaknya siap konsisten mengawal sampai MoU pengelolaan sampah dengan Pemkot Tangsel dibatalkan.
“Jika hari ini kami tidak ditemui Bupati, Wakil Bupati ataupun pejabat terkait. Maka, mundur adalah pengkhianatan. Kami akan datang lagi, dengan jumlah massa yang lebih banyak,” ancamnya.
0 comments:
Post a Comment