KOTA SERANG KONTAK BANTEN Mini Expo Inovasi Energi Lokal menjadi salah satu magnet utama dalam gelaran Banten Energy Transition Festival (BETF) 2025 yang diselenggarakan Society of Renewable Energy (SRE) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Pameran ini menampilkan beragam karya kreatif dan riset mahasiswa yang mengusung semangat transisi energi menuju target Net Zero Emission.
Berlangsung di Student Center Kampus Untirta Sindangsari pada 03 November 2025, Mini Expo menghadirkan inovasi energi terbarukan hasil karya sivitas akademika Untirta. Mulai dari briket berbahan kulit durian, batako dan paving block dari abu incinerator, rancangan sistem daur ulang baterai, hingga model Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) skala kecil. Setiap stan memberikan pengalaman interaktif bagi pengunjung untuk memahami langsung cara kerja teknologi yang dipamerkan.
Presiden SRE Untirta, Karniya Ajahra, mengatakan BETF 2025 dirancang lebih komprehensif karena menggabungkan kompetisi, seminar nasional, serta pameran inovasi energi.
“Di BETF kali ini, bukan hanya diskusi atau seminar. Pengunjung bisa
melihat langsung berbagai booth inovasi energi terbarukan dan bertanya
ke penjaga booth tentang teknologi yang ditampilkan,” ujar Karniya.
Ia berharap pendekatan ini memberikan pengalaman mendalam bagi peserta.
“Harapannya, teman-teman yang hadir mendapat valuable insight yang
bermanfaat ke depannya,” tambahnya.
Hadirnya Laboratorium Terpadu Untirta turut memperkaya pameran dengan pendekatan riset yang kuat. Kepala UPA Laboratorium Terpadu Untirta, Yus Rama Denny, menegaskan bahwa Mini Expo merupakan hasil nyata dari Program Kampanye Tematik From Waste to Wealth: Inovasi HITS and Green UNTIRTA yang mendorong energi bersih, ekonomi sirkular, dan keberlanjutan.
“Mini Expo ini bukan sekadar pameran, tetapi bagian dari kampanye energi terbarukan yang kami jalankan bersama mahasiswa. Kami ingin menautkan riset kampus, prinsip ekonomi sirkular, dan agenda transisi energi,” ujarnya.
Yus Rama menjelaskan ada empat lintasan utama riset yang dipamerkan:
Pemanfaatan limbah elektronik (e-waste) menjadi bahan dasar sel surya dan baterai.
Konversi minyak jelantah menjadi biodiesel berkualitas industri.
Pengolahan limbah organik menjadi biogas atau kompos.
Pemanfaatan abu insinerator menjadi batako atau paving block berstandar SNI.
“Di sini kami tampilkan prototipe dan sampel hasil riset tersebut, lengkap dengan gambaran before–after penerapan teknologi energi hijau. Kami ingin publik melihat bukti konkret bahwa inovasi kampus dapat berdampak langsung pada efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan,” katanya.
Apresiasi juga disampaikan Maulana Malik, Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda Dinas ESDM Provinsi Banten. Ia menilai Mini Expo menjadi langkah nyata yang mempertemukan potensi inovasi kampus dengan kebutuhan energi daerah.
“Upaya menuju net zero emission tidak bisa hanya dilakukan pemerintah. Kita memerlukan peran investor, industri, akademisi, dan generasi muda sebagai inovator,” ujarnya.







0 comments:
Post a Comment