![]() |
MAJA – Komoditas rambutan tangkue yang menjadi komoditas unggulan di
Kabupaten Lebak terancam punah. Soalnya, jumlah pohon rambutan tangkue
berkurang hingga 50 persen, yaitu dari 40.000 pohon berkurang menjadi 20
ribu pohon pada akhir 2016.Staf Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian Kecamatan Maja Asep
mengatakan, rambutan tangkue merupakan komoditas unggulan yang tumbuh di
Kecamatan Maja, Curugbitung, dan Sajira. Di Kecamatan Maja, jumlah
pohon rambutan mulai berkurang akibat masuknya investor properti ke
daerah tersebut. Berdasarkan data yang dimiliki UPT Pertanian, jumlah
pohon rambutan berkurang hingga 50 persen. “Sekarang, jumlah pohon
rambutan di 14 desa hanya sebanyak 20 ribu batang. Jumlah tersebut jauh
berkurang dibandingkan beberapa tahun lalu yang mencapai 40 ribu
batang,” kata Asep ketika ditemui di kantor UPT Pertanian Maja di Desa Curugbadak, Kecamatan Maja, Senin (9/1).Asep menjelaskan, rambutan tangkue dari Maja cukup berkualitas.
Bahkan, rambutan tersebut menjadi komoditas ekspor ke beberapa negara di
Asia seperti Arab Saudi dan negara di kawasan Timur Tengah lainnya. Ia
meminta kepada masyarakat Maja untuk mempertahankan rambutan tangkue
yang ada di kebun dan pekarangan rumah. Jangan sampai ditebang karena
rambutan tersebut menjadi buah unggulan Kabupaten Lebak yang digemari
masyarakat luar daerah. “Tahun ini, petani rambutan gigit jari. Akibat
cuaca ekstrem, rambutan tidak berbuah sehingga para petani merugi,”
ujarnya.Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Lebak Diding Jamaludin mengingatkan
Pemkab untuk berkomitmen mempertahankan pengembangan komoditas rambutan
tangkue. Soalnya, jika komoditas rambutan tangkue punah, akan merugikan
masyarakat dan pemerintah daerah. “Saya harap masyarakat tetap menanam
rambutan di pekarangan rumah. Saya enggak ingin komoditas unggulan
tersebut sampai punah,” ujarnya.
Tokoh pemuda Desa Binong, Kecamatan Maja, Deni Sopandi membenarkan
populasi rambutan tangkue di Maja sudah jauh berkurang dibandingkan
beberapa tahun lalu. Penyebabnya, yaitu masuknya investor ke Maja.
“Sekarang pengembang perumahan sedang membangun ribuan unit rumah di
beberapa desa di Maja, yang berdampak lahan pertanian berubah menjadi
permukiman,” katanya. (
0 comments:
Post a Comment