JAKARTA-Anggaran sosial dan pembangunan manusia terdapat kenaikan
dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) yang
disampaikan Presiden Joko Widodo pada sidang tahunan di DPR, Kamis
(16/8) lalu. Salah satu yang meningkat signifikan adalah alokasi Program
Keluarga Harapan naik Rp13 triliun dari Rp 17 triliun menjadi Rp30
triliun.
Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan, kenaikan secara signifikan
dilakukan untuk mencapai target penurunan angka kemiskinan. “PKH adalah
salah satu instrumen yang paling efektif turunkan kemiskinan,” ujarnya
usai peringatan detik-detik kemerdekaan di Istana Merdeka, Jakarta,
Jumat (17/8).
Idrus menjelaskan, program PKH tahun lalu dan awal tahun ini sudah
berhasil menurunkan angka kemiskinan dari 11,22 persen menjadi 9,82
persen. Nah, dengan gelontoran Rp 30 triliun, kemiskinan diharapkan bisa
turun lagi di kisaran 8,5 – 9,3 persen.
Alokasi penerima PKH untuk tahun 2019 sendiri masih diangka 10 juta
keluarga. Hanya saja, besarannya akan ditingkatkan sesuai dengan tingkat
kemiskinan. Hal itu berbeda dengan yang terjadi saat ini, di mana
masing-masing penerima mendapat bantuan flat sebesar Rp. 1,8 juta per
tahun.
Politikus Golkar itu membantah anggapan yang menyebut tujuan utama
kenaikan PKH untuk mendongkrak elektabilitas Jokowi di Pilpres 2019
mendatang. Kenaikan tersebut, lanjutnya, merupakan komitmen pemerintah
untuk fokus pada pembangunan manusia setelah empat tahun terakhir
berkutat pada proyek infrastruktur.
Kalaupun dalam realitanya program tersebut berhasil menambah dampak
elektoral terhadap Jokowi, dia menilai itu sebagai hal yang wajar. “Jadi
kalau berhasil di dalam program-program pembangunan selama ini dapat
pahala. Dalam arti lain dipilih kembali itu kan pahala,” tuturnya.
Seperti diketahui, dalam RAPBN, sejumlah kenaikan anggaran terjadi di
sektor sosial, pembangunan manusia dan kesejahteraan. Mulai dari
kenaikan gaji PNS, PKH, anggaran pendidikan dan kesehatan, vokasi,
bantuan non tunai dan sebagainya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyatakan
pernyataan senada. Wanita yang akrab disapa Ani itu enggan berspekulasi
mengenai dampak elektoral. Dia menilai wajar sejumlah kenaikan di bidang
sosial dan pembangunan manusia.
Untuk gaji ASN misalnya, kenaikan dinilai masuk akal untuk dilakukan
mengingat sudah lama tidak mengalaminya. “Ya karena udah empat tahun ga
ada kenaikan gaji,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Ani memastikan, sejumlah kenaikan itu tidak akan membebani APBN.
Mengingat pihaknya sudah melakukan perhitungan. “APBN kan memang
digunakan untuk membiayai kebutuhan negara,” imbuhnya.
0 comments:
Post a Comment