JAKARTA-Juru Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria menilai, Capres Petahana Joko Widodo atau Jokowi panik karena elektabilitasnya mandek. Sehingga, belakangan ini Jokowi tampak menyerang lawan politiknya.
"Kalau petahana menyerang itu berarti petahana melihat bahwa faktanya
survei-survei membuktikan elektabilitas petahana itu stagnan. Sementara
suara dari penantang terus naik dan meningkat," kata Riza di Kompleks
Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/2).
Politikus Partai Gerindra
itu juga menduga Jokowi kesal lantaran jumlah masyarakat yang hadir
dalam tiap kegiatannya tak seheboh capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Sehingga, kepala daerah dikerahkan supaya banyak masyarakat datang.
"Dari jumlah yang datang padahal mohon maaf kalau petahana bikin
acara itu selalu melibatkan banyak pihak diantaranya aparat. Ya kepala
dinas, lurah, bupati, walikota, kadang gubernur. Itu dilibatkan dalam
rangka pengerahan massa," kata Riza.
"Disiapkan tempat yang baik, konsumsi bahkan sering disiapkan
bingkisan, sembako dan juga amplop. Faktanya begitu. Tapi kok masyarakat
tidak antusias. Banyak yang kosong. kita lihat di banyak tempat
termasuk yang terakhir," sambungnya.
Sementara acara yang dihadiri Prabowo, kata dia, selalu penuh. Dia
mencontohkan kegiatan jalan sehat relawan rumah djoeang yang dihadiri
Prabowo pada minggu (3/2) pagi.
"Hampir 60 ribu, tidak dikasih ongkos, tidak dikasih konsumsi
sekalipun cuma aqua. Tidak ada pengerahan massa, tidak ada transportasi,
tidak ada sembako. Tapi masyarakat antusias luar biasa. Padahal
diselenggarakan dalam waktu yang singkat," tuturnya.
Kemudian, kehadiran Prabowo di daerah basis pemilih Jokowi juga
selalu penuh. Contohnya saat Prabowo berkunjung ke Nusa Tenggara Timur
(NTT).
"Begitu juga setiap acara yang Pak Sandi dateng. Kunjungan ke mana
saja selalu ramai. Sehingga jangan heran kalau petahana belakangan
menyerang penantang," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi berulang kali menyindir
soal serangan-serangan yang dilancarkan lawan politiknya. Itu
disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para relawannya di Jawa Tengah
dan Jawa Tengah.
Dia memberikan contoh beberapa isu hoaks yang merajalela jelang
Pilpres, mulai dari 7 kontainer sudah dicoblos, hingga selang darah
dipakai 40 kali di rumah sakit. "Saya berikan contoh, katanya ada 7
kontainer yang sudah dicoblos. 7 Kontainer itu kalau saya hitung 80 juta
kertasnya (surat suara). Begitu dijawab diam," kata Jokowi.
"Besoknya keluar lagi selang darah dipakai sampai 40 kali. Dijawab lagi dari RSCM, diam," lanjut Jokowi.
Tidak hanya itu, Jokowi juga mengungkit terkait kasus hoaks yang
menjerat Ratna Sarumpaet. Dia mengatakan yang tidak benar adalah yang
memberikan informasi bahwa Ratna babak belur lantaran dipukuli dan
dianiaya. "Itu enggak benar. Itu maunya apa sih? Maunya sebetulnya apa?
Nuduh kita kriminalisasi, itu saja sebetulnya arahnya," kata Jokowi.
Jokowi pun yakin masyarakat kini bisa cerdas. Dan tidak bisa termakan
isu hoaks. "Tapi masyarakat sekarang ini cerdas dan masyarakat
pintar-pintar. Dipikir masyarakat masih bodoh-bodoh," tegas Jokowi.







0 comments:
Post a Comment