Kerja keras bisa diartikan sesuatu
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan dan dicita-citakan. Kerja keras bisa dilakukan dalam berbagai
hal. Orang yang bekerja keras sangat bersemangat dan berusaha keras
meraih hasil yang terbaik dan maksimal. Mereka yang bekerja keras dapat
memanfaatkan waktu dengan optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal
jarak, waktu, dan hambatan-hambatan yang dihadapinya.
Kerja keras berarti juga bagaimana kita menantang diri sendiri. Semakin
tinggi tantangan yang kita tetapkan, semakin tinggi pula tingkat kerja
kerasnya. Seseorang tidak akan mengerahkan kemampuan puncaknya untuk
bekerja keras jika ia tidak menantang dirinya semaksimal mungkin.
Cobalah melakukan hal-hal yang dianggap sulit bagi orang lain. Jika kita
masih melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mudah, bersiaplah bersaing
dengan segerombol orang yang mendambakan pekerjaan yang mudah tersebut.
Sebaliknya, jika kita mau bekerja keras maka tingkat peluang kita untuk
berhasil akan lebih tinggi karena hanya sedikit orang yang ingin
melakukan pekerjaan sulit tersebut. Ibarat sekoloni semut yang harus
berebut beberapa butir gula pasir.
Tantanglah diri kita untuk bekerja lebih keras. Bekerja keras akan
mendatangkan hasil yang maksimal. Tantangan memiliki pengaruh positif
terhadap kerja keras, sedangkan kerja keras memiliki hubungan positif
dengan keberhasilan. Kesimpulannya, tantangan memiliki relasi positif
dengan hasil yang kuat. Oleh karena itu, tiga hal ini sangat penting
demi membangun keberhasilan.
Misalnya, kita bisa menemukan suatu pekerjaan yang sangat mudah
dijalankan tapi belum tentu usaha itu akan bertahan lama. Bisa jadi akan
muncul orang lain yang meniru usaha kita dengan melakukan hal mudah
seperti yang kita lakukan. Beda halnya, jika kita menantang diri kita
dan mengerahkan kemampuan maksimal untuk pekerjaan kita. Walaupun orang
lain meniru pekerjaan kita, tapi tetap saja kita memiliki nilai dan
hasil lebih maksimal karena bisa bekerja lebih keras.
Kerja keras ini sering terhalang dengan batasan-batasan yang sebenarnya kita ciptakan sendiri. Misalnya: “Ah,, saya kan tidak berpengalaman.”; “Saya tidak punya modal apa-apa.”; “Saya begini...begitu...”; atau “Saya tidak mampu melakukannya.”
Batasan ini yang menjadi tolok ukur bahwa apakah kita bisa keras kepada
diri kita sendiri atau tidak. Batasan dari dalam diri yang paling
sering muncul adalah rasa malas. Padahal, kita tahu bahwa rasa malas dan
keberhasilan itu bertolak belakang. Oleh karena itu, singkirkan rasa
malas pada diri kita. Manakah yang kita pilih: bermalas-malas tapi tidak
mencapai apapun, atau bekerja keras untuk berhasil? Diri sendirilah
yang menetukan karena memang melawan diri sendiri adalah hal yang paling
berat.
Dengan bekerja keras kita akan bisa mencapai apa yang tidak orang lain
capai. Tekad kita untuk melakukan hal yang sulit bagaikan memperoleh
kunci untuk menemukan harta karun yang tersembunyi. Semakin besar
kapasitas kita bekerja keras, semakin penghargaan jatuh dalam genggaman
kita. Semakin semangat kita menggali, semakin banyak peluang emas yang
akan kita peroleh. Apapun yang kita inginkan dan kerjakan, tanamkan
kerja keras di dalamnya dan bersiaplah dengan melimpahnya hasil panen.
Hidup akan menjadi lebih baik jika kita berhenti menghindar dari
pekerjaan yang sulit atau tidak berani untuk bekerja keras. Kerahkan
kemampuan puncak untuk meraih hasil maksimal. Ketika kita mengerahkan
semuanya, tidak akan yang tersisa kecuali hasil yang memuaskan.
Seperti halnya dalam Syari’ah Islam, bekerja merupakan satu kewajiban
seorang hamba kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
dalam Q.S. At-Taubah ayat 105 yang artinya sebagai berikut:
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Seorang insan minimal sekali diharuskan untuk dapat memberikan nafkah
kepada dirinya sendiri dankeluarganya. Untuk itu, Islam juga
menganjurkan umatnya agar selalu bekerja keras untuk mencapai apa yang
diharapkan dan dicita-citakannya. Firman Allah yang artinya sebagai
berikut:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” ( Q.S. al-Qashas : 77 )
Selain itu, dalam Islam juga dijelaskan keutamaan bekerja keras sebagai berikut:
- Orang yang ikhlas bekerja akan mendapat ampunan dosa dari Allah SWT.
- Akan diampuni suatu dosa yang tidak dapat diampuni dengan sholat, puasa, haji, dan umroh.
- Mendapatkan cinta Allah SWT.
- Terhindar dari adzab neraka.
- Mengembangkan kemampuan diri, baik bakat, minat, atau hal yang lain.
- Membentuk diri yang bertanggungjawab dan disiplin.
Oleh karena itu, tidak ada suatu hal apapun yang sia-sia dari usaha
keras yang kita lakukan di dunia ini. Dengan ikhtiar yang
sungguh-sungguh, dan disertai do’a serta ibadah yang kuat kepada Allah,
insyaAllah semuanya akan membuahkan hasil maksimal sesuai yang kita
inginkan.







0 comments:
Post a Comment