BANDUNG – Presiden Joko Widodo berharap seluruh proyek penanganan
banjir di kawasan Cekungan Bandung di hulu Sungai Citarum dapat selesai
dalam waktu yang cepat. Jika hal itu terealisasi, pembangunan proyek di
hilir Sungai Citarum akan dimulai.
“Kita harapkan dengan selesainya itu, hulunya bisa diselesaikan,
kemudian kita akan masuk ke hilirnya yang paling bawah,” kata Presiden
Jokowi seusai meresmikan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung, Rabu
(29/1).
Pembangunan Terowongan Nanjung merupakan salah satu upaya pemerintah guna membenahi Sungai Citarum.
Pemerintah pusat mengambil alih pembangunan terowongan tersebut pada
2018 sebagai bagian dari pembenahan Sungai Citarum dari hulu ke hilir
dalam program Citarum Harum.
Presiden mengatakan, setelah Terowongan Nanjung, sejumlah
infrastruktur pengendali banjir di cekungan Bandung akan kembali
dilakukan mulai dari embung, kolam retensi, sampai floodway atau sodetan.
“Ini upaya kita dalam rangka mengatasi genangan banjir yang ada di
Kabupaten Bandung dan juga di bawahnya. Jadi, program besarnya kita baru
menyelesaikan yang di hulu, itu pun belum selesai. Jadi, di sini kalau
Terowongan Nanjung rampung, retensi di Cieunteung, Gedebage, Andir, dan
Cisangkuy sudah selesai 100 persen, maka genangan ini akan betul-betul
terkurangi banyak,” ujar Presiden.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR),
Terowongan Nanjung memiliki panjang 230 meter dan diameter delapan
meter. Terowongan mampu meningkatkan kapasitas Sungai Citarum dari 570
meter kubik per detik menjadi 669 meter kubik per detik.
Terowongan Nanjung menjadi bagian dari Sistem Pengendalian Banjir
Sungai Citarum. Berada di Curug Jompong, terowongan tersebut akan
mempercepat arus air Sungai Citarum dengan begitu, genangan banjir di
cekungan Bandung akan lebih cepat surut dan berkurang.
Salah Satu Upaya
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil (Kang Emil),
mengatakan Terowongan Nanjung menjadi salah satu upaya untuk
menyelesaikan banjir di kawasan Bandung Selatan. “Berkat Terowongan
Nanjung dan Curug Jompong ini biasanya area terdampak banjir itu sekitar
490 km persegi, tahun ini hanya 80 km persegi. Artinya, banjir betul
masih ada, tapi pengurangannya sangat signifikan,” kata Kang Emil.
“Warga terdampak, baik yang tetap tinggal di rumah dan mengungsi,
kalau dulu rutin sekitar 159.000 warga yang terdampak sekarang turun
menjadi sekitar 70.000 sekian warga terdampak. Jadi, sudah turun
setengahnya,” imbuhnya.
Kang Emil menambahkan, selain Terowongan Nanjung, pemerintah akan membangun infrastruktur pengendali banjir, salah satunya Floodway Cisangkuy.
0 comments:
Post a Comment