JAKARTA -Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Korona Achmad
Yurianto mengingatkan masyarakat bahwa pembawa virus korona belum tentu
tampak seperti orang sakit. Karena itu, warga diminta terus waspada dan
selalu menjaga jarak dengan orang-orang sekitar untuk mencegah
penyebaran virus epidemi ini
“Jarak itulah yang harus kita jaga lebih dari 1,5 meter atau dua
meter harus kita pertahankan. Siapapun mereka. Sebab yang bawa virus
ini tidak tampak seperti orang sakit. Sering kami dapatkan orang
tersebut tidak tampak sakit atau hanya seperti sakit ringan. Jadi mari
kita patuhi ini,” kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB,
Jakarta, Kamis (26/3).
Hingga Kamis (26/3) siang, pemerintah mengonfirmasi penambahan 103
pasien Covid-19. Maka, total pasien Covid-19 saat ini berjumlah 893
orang. Selanjutnya, kasus kematian pasien Covid-19 dilaporkan bertambah
20 kasus. Total pasien meninggal dunia menjadi 78 orang. Sementara itu,
35 pasien Covid-19 kini dinyatakan sembuh.
Yurianto menjelaskan, penyebaran virus korona disebabkan adanya
kontak dekat antara orang yang sehat dengan orang terinfeksi.
Penularannya melalui droplets atau cairan tubuh, seperti ludah, yang biasanya menyebar saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.
“Droplets atau percikan ludah atau lendir pada saat orang
sakit ini bersin atau batuk itu bisa menyebar merata sampai radius 1,5
meter. Jarak itulah yang harus jaga lebih dari 1,5 meter atau dua meter
harus kita pertahankan,” jelas Yuri.
Upaya pencegahan seperti social distancing merupakan langkah yang diyakini paling efektif untuk saat ini. Beberapa kebijakan terkait social distancing yang telah diimbau pemerintah di antaranya, penerapan bekerja dari rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah.
“Tidak ada satu garansi meski bukan berasal dari daerah yang
terjangkit Covid-19 tidak membawa virus ini. Ini menjadi dasar untuk
kita menjaga jarak,” tuturnya.
“Tidak di kerumunan, tidak melakukan salaman sementara, ini adalah
upaya paling efektif. Saya yakin masyarakat mampu melakukan itu,” imbuh
Yuri.
Wisma Atlet
Sementara itu, Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyono menyatakan, Rumah
Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran tidak akan menerima pasien
anak di bawah 15 tahun.
“Di dalam penerimaan pasien ini usia minimal adalah 15 tahun ke atas.
Jadi untuk anak-anak kami juga tidak akan menerima,” ujar Eko dalam
konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis .
Diketahui, RS Darurat Covid-19 telah beroperasi sejak pukul 17.30
WIB, Senin (23/3). Adapun hingga pukul 06.00 WIB, Kamis (26/3), rumah
sakit ini telah menerima 208 pasien. ags/Ant/P-4
0 comments:
Post a Comment