Jakarta– Untuk penghematan energi yang
dikeluarkan rumah tangga untuk memasak, PT. PLN (Persero) dalam waktu
dekat ini akan menyebarluaskan penggunaan kompor listrik. Hal itu
disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Penggunaan kompor listrik itu untuk kebutuhan memasak rumah tangga bisa
menghemat 60 persen dan guna mengurangi ketergantungan pada Liquefied
Petroleum Gas (LPG) atau elpiji.
Menteri ESDM Ignasius Jonan menjelaskan, saat ini gas produksi di
dalam negeri merupakan lean gas yang susah diolah kembali menjadi
elpiji. Akibatnya, saat ini sekitar 4,5 juta ton atau 67 persen hingga
69 persen dari total kebutuhan elpiji didatangkan secara impor. Dengan
demikian, penggunaan kompor listrik sebagai subtitusi kompor LPG
diharapkan dapat menekan impor LPG.
“Kalau ini bisa berjalan, mungkin nanti PLN akan memperkenalkan
adanya kompor induksi, kompor listrik,” jelas Jonan melalui siaran pers
kemarin (8/11/2017).
Peralihan kompor gas elpiji menjadi kompor listrik ini dianggap bisa
menghemat biaya yang cukup lumayan. Harga kompor yang memakai listrik
bervariasi dimulai dari 200 ribu rupiah hingga diatas satu juta rupiah.
Sementara pengeluaran biaya rumah tangga untuk memasak dengan
menggunakan kompor listrik bisa berkurang hingga mencapai 60 persen
dibandingkan dengan memasak dengan kompor gas LPG.
Pada tahun 2017, konsumsi LPG Indonesia diperkirakan akan berada di
posisi 7 juta metrik ton per tahun atau meningkat dibanding tahun 2016
sebesar 6,67 juta ton. Sementara itu, jika mengambil perhitungan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, konsumsi LPG
diperkirakan bertumbuh 4,04 persen.
Menurut Jonan, pengenalan kompor listrik ini juga sesuai dengan
Kebijakan Energi Nasional mengenai kemandirian energi. Sebab, alih-alih
impor elpiji, Indonesia bisa memaksimalkan produksi listrik dari batu
bara, gas, dan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang berasal dari dalam
negeri.
“Kompor listrik ini juga merupakan suatu upaya untuk mewujudkan
kemandirian energi, sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN),”
ujarnya lebih lanjut.
0 comments:
Post a Comment