JAKARTA — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono akan menunda penyesuaian atau kenaikan
tarif jalan tol karena kondisi perekonomian yang belum stabil.
“Saya kira ini kondisi ekonominya juga lagi enggak normal, jadi
jangan di-treat sebagai kondisi normal. Kalaupun sudah waktunya (tarif
tol) naik, saya akan ‘hold’ dulu,” kata Basuki dikutip dari Antara,
Selasa, (10/3/2020).
Basuki menilai kondisi perekonomian baik global maupun nasional saat
ini tidak kondusif. Salah satunya merupakan dampak dari meluasnya wabah
virus corona di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Bank Indonesia (BI) juga telah merevisi pertumbuhan ekonomi 2020
menjadi lebih rendah, yaitu pada kisaran 5,0 persen-5,4 persen dari
sebelumnya 5,1 persen-5,5 persen.
Menurut Basuki, kondisi tersebut harus dianggap sebagai kondisi yang
tidak normal, sehingga tarif tol yang seharusnya dilakukan penyesuaian
pun harus ditunda.
“Kita lihat. Kalau itu memang sudah waktunya, tapi kalau masih dalam
kondisi tidak normal gini, saya akan ambil kebijakan,” kata Basuki.
Sebelumnya, PT Jasa Marga Tbk telah mengusulkan ke Badan Pengatur Jalan
Tol (BPJT) Kementerian PUPR untuk menyesuaikan tarif di tiga ruas tol
dalam waktu dekat.
Ketiga ruas tol itu, yakni ruas Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa
sepanjang 34,4 kilometer (km), ruas Surabaya-Gempol sepanjang 45 km, dan
ruas tol Palimanan-Kanci sepanjang 26 km. Jasa Marga menyebutkan bahwa
penyesuaian tarif ini memang dilakukan pada setiap periode waktunya,
baik di tahun ganjil atau genap.
Penyesuaian tarif ruas jalan tol terjadi terjadi salah satunya seiring dengan inflasi
0 comments:
Post a Comment