SINDANG JAYA - Belasan penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH)
mengeluh karena bantuan PKH yang seharusnya diterimanya pada bulan Maret
namun tidak diterimanya, saat ditemui wartawan di rumah salah satu
penerima PKH beberapa waktu lalu, ibu - ibu KPM trauma karena pendamping
PKH lama menyelewengkan dana KPM.
" Saya sudah dua bulan belum menerima bantuan PKH, antara bulan maret April," terang Nuraisah kepada Detakbanten.com.
Hal
yang sama juga dirasakan Mintarsih, menurutnya, saat kondisi Covid - 19
ini mulai mewabah di Kabupaten Tangerang, dirinya sudah kolep dan
berharap bantuan PKH bisa menyambung beban hidup yang dia jalani,
dirinya berharap agar pendamping PKH bisa mengupayakan agar bantuan bisa
diterimanya.
"
Kami rakyat kecil, tolong dong dipikirkan, pendamping harus membantu
mencari solusi jangan sampai bantuan kami tidak cair,"terangnya.
Selain
Mintarsih, Suryani yang ditinggal suaminya karena meningal dunia
mengaku sudah 3 kali dana PKH nya belum cair, dia mengaku masih memiliki
tanggungan anak yang masih duduk dibangku sekolah SD, padahal
sebelumnya dia pernah menerim bantuan, sementara Uspiyah mengeluh sudah
terdaftar sebagai PKH namun sampai saat ini dia belum memerima kartu PKH
dan buku tabungan.
Sementaa
Andi pendamping PKH desa Badak Anom mengaku dirinya belum lama menjadi
pendamping di Desa Badak Anom, program PKH secara keseluruhan harus
mengikuti komponen diantaranya Ibu hamil, balita, anak SD, ANl SMP, Anak
SMM, lansia 70 tahun, dan penyandang dishabilitas.
"
Saya mau ngecek lagi nama - nama KPM di desa Badak Anom, karena setiap
waktu ada pemutahiran data, Insya Allah secepatnya kita koreksi,"
tandasnya.
0 comments:
Post a Comment