![]() |
“Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” [QS Al-Hajj: 32]
|
Bulan mulia kunanti-nanti, penuh suka cita kita menyambutnya,
Bulan mulia kunanti-nanti, penuh bahagia, menanti karena cinta...
Penggalan syair lagu “Sambut Ramadhan” yang dirilis oleh DNA Aditya
di atas adalah gambaran kebahagiaan dan suka cita saat menyambut
datangnya Bulan Suci Ramadhan. Marhaban yaa Ramadhan, selamat datang
bulan Ramadhan 1441 H. Kaum muslimin kembali bergembira dengan datangnya
bulan yang mulia ini. Setelah sebelas bulan menjalani kehidupan yang
penuh warna-warni, maka inilah saat yang tepat bagi kita semua untuk
membersihkan diri dari segala dosa yang mungkin tidak kita sadari.
Rasa suka cita dalam menyambut Ramadhan adalah cerminan ketakwaaan
yang ada dalam hati umat muslim. Sejatinya bulan Ramadhan adalah salah
satu dari syiar dalam agama Islam, yang harus senantiasa kita muliakan.
Allah SWT berfirman:
“Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” [QS Al-Hajj: 32]
Menyambut kedatangan bulan Ramadhan tidak lepas dari bagaimana
keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil berperan. Dalam hal ini,
ibu sangat berperan penting untuk menghadirkan suasana Ramadhan penuh
suka cita, keindahan, keikhlasan, berkah dan tentunya dapat meraih
keutamaannya. Mempersiapkan keluarga terutama buah hati, menjadikan
tugas utama seorang ibu dalam menyambut bulan Ramadhan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Bulan Ramadhan tahun ini
datang ditengah suasana duka. Mewabahnya virus corona (covid 19) yang
mengakibatkan sepi dan lumpuhnya kegiatan mushola, masjid bahkan ka’bah
menjadikan Ramadhan tahun ini berbeda. Namun demikian, semangat
menyambut datangnya Ramadhan tetap harus kita tanamkan dibenak seluruh
kaum muslim. Dalam hal ini dimulai dari orang-orang terdekat kita yaitu
keluarga, pasangan, buah hati dan sanak saudara.
Mempersiapkan buah hati untuk tetap semangat menyambut dan
menjalankan puasa Ramadhan dengan segala aktivitas, merupakan sesuatu
yang tidak mudah. Ibu sebagai peran utama dalam hal ini, harus lebih
kreatif dan inovatif. Pasalnya kita harus menghadirkan suasana suka cita
disaat keresahan akan bahaya virus corona yang semakin merajalela.
Seorang ibu membutuhkan bekal intelektual dan pengetahuan yang cukup
tentang keutamaan bulan Ramadhan. Kemudian memahami fikih puasa dan
menjelaskannya atau mengingatkan (bagi yang sudah faham) kepada anggota
keluarga terutama anak. Jangan sampai memasuki bulan Ramadhan dalam
keadaan belum memahami bab fikih puasa. Selain itu, kita juga
membutuhkan kecerdasan emosional yang memadai untuk tetap dapat berjiwa
seimbang meski dalam kondisi lapar dan lemah. Terlebih lagi ketika
menemani buah hati menjalankan puasa Ramadhan. Dengan bekal tersebut
kita dapat menunaikan ibadah puasa yang sesungguhnya dan bukan sekadar
menahan lapar dan haus.
Karena itu, latihan mengendalikan emosi dan syahwat harus dimulai
sebelum memasuki bulan Ramadhan. Persiapan fisik yang cukup agar tubuh
tetap dalam kondisi prima saat menjalani puasa, menyesuaikan pola makan,
pola tidur, dan istirahat yang cukup sejak sebelum bulan Ramadhan juga
harus dikondisikan. Berolahraga yang cukup dan memilih jenis makanan
yang menunjang kesehatan juga menjadi penting.
Selain mempersiapkan diri sendiri, ibu berperan penting dalam
mendorong persiapan bersama anggota keluarga untuk menjalankan ibadah
puasa Ramadhan. Berikut beberapa tips yang bisa ibu lakukan untuk
mempersiapkan diri dan anggota keluarga terutama anak agar dapat
menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan baik dan penuh suka cita:
Pertama, mempersiapkan nurani (ruhiyah)
Mempersiapkan ruhiyah semua anggota keluarga khususnya anak dalam
menyambut bulan Ramadhan. Menyampaikan dan melatih anak untuk bisa
membersihkan penyakit hati (tazkiyatun nafs). Mengajak semua keluarga terutama anak untuk banyak mengucap istigfar.
Lebih menahan amarah dan hawa nafsu serta memaafkan kesalahan orang
lain. Karena dengan memaafkan dapat terhindar dari dendam, iri dan
dengki. Mengajak bersama-sama bertaubat atas segala kesalahan yang
disengaja maupun tidak. Sebagaimana Firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu
akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak
menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya
mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka
mengatakan: ‘Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu’," (Tafsir Quran Surat At-Tahrim Ayat 8)
Dengan bertaubat, diharapkan kita dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan baik tanpa beban dosa.
Kedua, mempersiapkan ilmu
Ilmu sangat diperlukan sebelum melakukan suatu amal perbuatan.
Membaca kembali fikih berpuasa dibulan Ramadhan seperti rukun puasa
Ramadhan, syarat sahnya puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, amalan
yang perlu dilakukan seperti tadarus Al Qur’an, shalat tarawih, i’tikaf
dan lain sebagainya.
Untuk menyampaikan semua itu, butuh cara yang kreatif dari ibu kepada
anak. Kita dapat melakukannya dengan cara bercerita. Pilihlah
cerita-cerita Islam yang menggambarkan suasana bulan Ramadhan dan
keutamaan puasa. Menceritakan kisah-kisah menarik para sahabat dan
Rasulullah ketika menjalani puasa Ramadhan juga dapat merangsang
semangat anak untuk meneladaninya. Bahkan kita dapat bercerita tentang
pengalaman berlatih puasa Ramadhan dimasa kecil dulu.
Ditengah bercerita, kita dapat menyisipkan rencana kegiatan
selama bulan Ramadhan nanti, beserta target yang ingin dicapai.
Sampaikan harapan-harapan yang kita inginkan untuk mereka lakukan di
bulan Ramadhan. Melalui cerita, suasana Ramadhan dapat tergambar dibenak
anak sehingga mereka akan mengharapkan kedatangan bulan ini dengan
penuh semangat dan suka cita.
Ketiga, mempersiapkan fisik
Puasa merupakan ibadah yang memerlukan fisik yang prima. Dengan fisik
yang sehat dan kuat dapat menjalankan ibadah puasa dan aktivitas lain
selama bulan Ramadhan dengan baik. Bahkan puasa tidak akan mengurangi
aktivitas lain yang sudah menjadi rutinitas keseharian. Sebagaimana
sabda Rasulullah saw:
“Mukmin yang kuat lebih dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah,” (HR. Muslim, Baihaki dan Ibnu Majah).
Untuk menjaga fisik agar tetap sehat dan kuat dibulan Ramadhan, kita
dapat mempersiapkan sebelumnya. Kita juga dapat melibatkan anak-anak dan
anggota keluarga lain untuk menyusun menu sehat berbuka dan sahur
nanti. Merencanakan olah raga ringan untuk menjaga tetap bugar tanpa
merasakan lapar saat puasa. Mengatur kembali pola makan dan istirahat
yang mungkin sebelumnya kurang tertata.
Keempat, mempersiapkan harta (maliyah)
Tabungan Ramadhan bisa dijadikan tambahan semangat terutama bagi
anak-anak. Dilipatgandakan pahala bagi infaq dan shadaqoh dibulan
Ramadhan menjadi keutamaan yang harus kita sampaikan. Melatih
menyisihkan uang saku sebelum Ramadhan tiba, kemudian membukanya dan
membelanjakan untuk shadaqoh. Kita dapat mewujudkannya dalam bentuk
memberi makan buka puasa untuk orang lain, memberikan sembako kepada
saudara atau tetangga yang kurang mampu.
Selain itu, kita juga dapat mempersiapkan harta untuk maliyah, zakat
fitrah ataupun kebutuhan selama bulan Ramadhan. Dengan mempersiapkan
harta sebelumnya, kita tidak perlu lagi memikirkan materi selama bulan
Ramadhan tiba. Kita hanya perlu fokus pada ibadah dan bagaimana
memanfaatkan harta tersebut dijalan Allah.
Kelima, Melatih anak puasa sebelum Ramadhan
Latihan berpuasa sebelum Ramadhan tiba dapat memberikan efek yang
besar. Puasa selama sebulan penuh merupakan hal yang terasa berat,
terutama bagi anak-anak. Namun ketika anak sudah terbiasa menjalankan
puasa, maka mereka lebih siap menjalankan puasa dibulan Ramadhan.
Mengajak anak-anak untuk menjalankan puasa sunnah sebelum Ramadhan
menjadi latihan yang efektif dan mudah diterima. Latihan ini bukan hanya
menahan lapar dan haus saja, namun lebih penting pada esensi berusaha
itu sendiri. Kalaupun anak belum mampu melaksanakan puasa sehari penuh,
kita bisa melatihnya setengah hari. Karena mendidik anak itu butuh
bertahap sesuai kemampuan mereka. Sehingga mereka melakukannya dengan
ringan dan penuh suka cita.
Demikian peran yang dapat dilakukan seorang ibu untuk mempersiapkan
keluarga khususnya anak dalam menyambut bulan Ramadhan. Sambut
kedatangan bulan Ramadhan dengan suka cita ditengah mewabahnya virus
corona. Semoga kita dapat meraih keutamaan bulan Ramadhan dengan semakin
menjadikan keluarga yang bertaqwa. Insyaallah.*
R. Raraswati*
0 comments:
Post a Comment