![]() |
Foto : Istimewa
Sekretaris Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Imran. |
JAKARTA - Stabilitas sosial menjelang digelarnya pemilihan kepala
daerah (Pilkada) serentak jadi perhatian pemerintah. Upaya deteksi dini
digiatkan. Begitu juga dengan pendidikan politik kepada masyarakat sebab
pemilihan kali ini berbeda yaitu digelar di tengah pandemi dan proses
pemilihan dengan protokol kesehatan.
“Kita terlebih dahulu mengantisipasi dengan deteksi dini dan pemetaan
dari potensi konflik itu. Pendidikan sosial politik menjadi hal yang
harus kita lakukan kepada masyarakat juga untuk mencegah gesekan dalam
setiap proses tahapan penyelenggara Pilkada ini," kata Sekretaris
Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri), Imran dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta,
Senin (29/6).
Menurut Imran, Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum mendukung penuh
kerja penyelenggara Pilkada. Khususnya sesuai dengan kewenangan, ikut
menjaga stabilitas sosial politik di daerah. Ditjen Politik dan
Pemerintahan Umum, saat ini intens melakukan koordinasi dengan
lembaga-lembaga terkait. Termasuk mengintensifkan kegiatan deteksi dini
dan memetakan potensi kerawanan.
“Ini semata untuk memastikan setiap proses dan dukungan tahap proses
Pilkada ini bisa berjalan dengan baik. Disamping hal-hal lain seperti
sosialisasi pelaksanaan Pilkada setiap waktu kita umumkan apakah di
pemerintah pusat maupun di pemerintah daerah yang juga posisi ini jelas
Diskominfo atau Humas strategis dalam menyuarakannya," katanya.
Menurut Imran, komunikasi dengan berbagai lembaga masyarakat, tokoh
adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lain sebagainya terkait terus
diintensifkan. Diharapkan, semua elemen bisa ikut terlibat untuk
mensosialisasikan pilkada yang sesuai dengan protokol Covid-19.
Sehibgga setiap tahapan pemilihan sapat berjalan dengan baik.
“Adapun pemanfaatan media sosial di tengah masyarakat luas diharapkan
agar justru menjadi wadah untuk menyebarkan konten positif dan
membangun. Nilai-nilai sosiokultural selama ini hidup dan berkembang di
masyarakat. Mudah-mudahan menjadi perekat di masyarakat dan menjadi
penyeimbang juga di dalam kondisi cegah konflik yang ada di masyarakat,"
katanya.
Imran menyorot peran institusi Kesatuan Bangsa dan Politik dalam
tahapan Pilkada serentak. Peran aktif Kesbangpol dalam setiap tahapan
pemilihan sangat penting. Bahkan, sejak ditetapkannya Perppu Nomor 2
Tahun 2020 tentang Pilkada serentak, seluruh Kesbangpol di 34 provinsi,
khususnya di daerah yang akan menggelar Pilkada, sudah bergerak.
Melakukan upaya-upaya deteksi dini dan memetakan potensi kerawanan
Pilkada.
“Hampir setiap minggu kita koordinasikan, kita lakukan konsolidasi
dan monitoring pelaksanaan dukungannya terhadap penyelenggara Pilkada.
Tentunya juga kita mengharapkan setiap Kesbangpol di daerah melakukan
deteksi dini dan cegah dini setiap permasalahan yang mengganggu
stabilitas sosial politik dan keamanan yang ada di daerah
masing-masing,” ujarnya.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan, ungkap Imran, masih ditemukan
adanya kerawanan konflik penyelenggaraan Pilkada. Salah satunya terkait
dengan ujaran kebencian dan hoaks di media sosial. Imran berharap,
Kesbangpol mampu melakukan deteksi dini dan melakukan pendekatan dengan
masyarakat untuk meminimalisasi kemungkinan konflik.
0 comments:
Post a Comment