Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam konferensi pers
virtual bersama media internasional, Kamis (16/07), mengatakan bahwa
Indonesia prihatin dengan meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan.
Ia menambahkan bahwa setiap negara berharap konflik dapat segera reda
dan situasi kembali tenang.
"Menghormati hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982 adalah kunci
untuk membuat Laut Cina Selatan stabil dan laut damai. Posisi Indonesia
di Laut Cina Selatan jelas dan konsisten, sekali lagi menghormati hukum
internasional termasuk UNCLOS 1982 adalah kunci dan harus ditegakkan
oleh semua," ujar Retno.
Ia menambahkan bahwa posisi Indonesia
terkait hak kedaulatan Indonesia atas zona ekonomi eksklusif atau ZEE
juga sangat jelas dan konsisten. Posisi ini konsisten dengan UNCLOS
1982, dan didukung oleh Sidang UNCLOS tahun 2016.
"Indonesia menggarisbawahi pentingnya bagi semua negara untuk
berkontribusi dalam pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Laut Cina
selatan, dan menyerukan semua negara untuk menahan diri dari tindakan
yang dapat meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut," tegas Retno.
China panggil Duta Besar AS
Cina
memanggil duta besar AS untuk sekali lagi memperingatkan agar tidak
mencampuri kepentingan dalam negerinya. Eskalasi hubungan Cina-AS antara
lain terkait konflik Hong Kong dan Laut Cina Selatan.
Wakil
Menteri Luar Negeri Cina, Zheng Zeguang, mengatakan kepada Duta Besar
Amerika Serikat, Terry Branstad, bahwa pihaknya dengan tegas
memperingatkan AS bahwa setiap penindasan dan ketidakadilan yang
dilakukan terhadap Cina oleh AS akan mendapatkan serangan balasan yang
tegas dari Cina dan upaya AS untuk menghalangi pembangunan di Cina akan
menemui kegagalan.
Zheng mengatakan kepada Duta Besar Branstad
bahwa AS telah "mencampuri urusan dalam negeri Cina dan merugikan
kepentingan Cina dalam masalah Xinjiang, Tibet, dan Laut Cina Selatan,
yang lebih jauh mengungkap keaslian sifat hegemoninya," ujar Zheng
Zeguang, menurut sebuah laporan pada hari Rabu (15/07) yang
diselenggarakan oleh media pemerintah.
Lebih lanjut, Zheng
mendesak AS untuk tidak melangkah “semakin jauh di jalur yang salah."
Kedutaan Besar AS tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Ketegangan berlarut di Laut Cina Selatan
Klaim
Cina atas wilayah di Laut Cina Selatan telah lama menjadi sumber
iritasi dengan sejumlah negara di Asia seperti Malaysia, Vietnam dan
Indonesia. Cina pernah mengirim patroli untuk memperingatkan Malaysia
dan Vietnam agar tidak mengeksplorasi minyak dan gas di dalam zona
ekonomi eksklusif mereka.
Sementara itu, kapal penangkap ikan
berbendera Cina secara bebas keluar masuk perairan negara tetangga
termasuk Indonesia yang berbatasan dengan tepi Laut Cina Selatan.
Nelayan dari Vietnam dan Filipina juga memprotes larangan penangkapan
ikan sepihak oleh Beijing.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
Mike Pompeo mengatakan bahwa klaim agresif Cina terhadap Laut Cina
selatan tidak sesuai dengan hukum internasional. Pompeo pada hari Rabu
juga mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung negara-negara yang batas
teritorialnya dilanggar oleh Cina. Pernyataan ini disambut oleh berbagai
negara salah satunya yaitu Vietnam.







0 comments:
Post a Comment