JAKARTA (KONTAK BANTEN) - Gunung Merapi kembali meletus dengan muntahkan awan panas guguran (APG) dari kawah puncak dengan jarak luncur 2.000 meter pada Jumat malam (1/12).
APG
mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) dan 1.200 meter ke arah selatan
(Kali Boyong). Pantauan Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi
Kebencanaan Geologi (BPPTKG), luncuran APG yang pertama terjadi dalam
durasi 228 detik dengan amplitudo maksimal 40 mm. Kemudian yang kedua
berdurasi 132 detik dengan amplitudo maksimal 42 mm.
Demikian keterangan Abdul Muhari, Ph.D. Kepala Pusat Data, Informasi
dan Komunikasi Kebencanaan BNPB di Jakarta, Sabtu (2/12/2023).
Hasil perekaman visual dari kamera televisi sirkuit tertutup atau
yang dikenal close circuit television (CCTV) Jurang Jero milik
BPPTKG-Badan Geologi, terlihat gumpalan kolom abu vulkanik yang
membumbung tinggi setelah lava pijar meluncur dari bagian kawah yang
berada di puncak Gunung Merapi. Dari pantauan CCTV tersebut kolom abu
kemudian tertiup angin menuju ke arah barat daya-barat-barat laut.
Sementara
itu menurut laporan dari relawan, hujan abu vulkanik dengan intensitas
ringan terjadi di wilayah Desa Tlogolele, Desa Senden, Desa Suroteleng,
Desa Jrakah dan Desa Klakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Hujan
abu vulkanik itu terjadi sesaat setelah Gunung Merapi muntahkan APG.
Adanya
fenomena hujan abu vulkanik dampak dari APG Gunung Merapi dibenarkan
oleh Marwoto, selaku Kepala Desa Klakah. Menurutnya hampir semua dukuh
di Desa Klakah terdampak abu vulkanik, namun intensitasnya ringan.
Marwoto juga menyatakan bahwa kondisi masih aman terkendali.
"Iya benar. Hampir semua dukuh di Desa Klakah terdampak abu vulkanik
Gunung Merapi, namun intensitasnya tipis,” jelas Marwoto melalui
sambungan telepon.
Sejauh ini masih aman. Karena memang kalau
APG-nya kan ke arah barat daya. Jadi tidak terdampak APG. Klakah hanya
terkena abunya saja,” imbuh Marwoto.
Sebagai upaya antisipasi,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali telah
mengintruksikan Tim Siaga Desa (TSD) untuk kembali aktif, melakukan
ronda dan bersiaga penuh. TSD sendiri merupakan kelompok relawan desa
yang dibentuk dan dibina langsung oleh BPBD Kabupaten Boyolali dengan
pendampingan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui
program Desa Tangguh Bencana (Destana).
"Kami meminta TSD diaktifkan. Ronda dan bersiaga penuh,” ujar Kepala
Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolali Suratno melalui sambungan telepon.Abu vulkanik dampak dari APG Gunung Merapi juga dilaporkan sampai ke
lokasi lain, yakni wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kepala
Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang
Edi Wasono menyebutkan bahwa dua desa di Kecamatan Sawangan turut
merasakan dampak tersebut, namun intensitas hujan abu ringan dan tidak
mengganggu aktivitas warga
0 comments:
Post a Comment