TANGERANG KONTAK BANTEN - Fajar, seorang guru honorer di SMAN 5 Kota Tangerang, menagih janji Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, untuk memberikan tambahan penghasilan sebesar dua juta rupiah bagi guru. Pasalnya, saat masa kampanye lalu berjanji akan menjalankan program itu pada Oktober tahun ini.
“Saya berharap janji tersebut terealisasi, mengingat gaji guru honorer sangat di bawah rata-rata. Bahkan ada masih mendapatkan di bawah Rp 500 ribu per bulan,” ujar Fajar, Selasa (22/10).
Guru honorer mata pelajaran Sosiologi itu mengaku hanya menerima gaji sebesar Rp 1,7 juta per bulan. Gaji yang jauh dibawah Upah Minimum Regional (UMR) tersebut masih jauh dari kata sejahtera.
“Sistem penggajian guru honorer juga kurang konsisten, sering terlambat,” ungkapnya.
Untuk mengatasi biaya hidup yang semakin meningkat, dia bersama keluarganya berusaha mengatur keuangan dengan bijak. Selain mengajar di sekolah, pun bekerja sebagai guru les untuk menambah penghasilan.
“Saya sudah berkeluarga dan istri saya juga guru honorer. Kami harus pintar-pintar mengatur keuangan karena gaji yang tidak besar,” ucapnya.
Soal adanya keterlambatan gaji, dirinya menyebut pembayaran gaji guru honorer di daerah Banten sudah berlangsung selama dua bulan. Namun, tetap bersyukur karena masih bisa mengandalkan tabungan yang dimiliki.
Fajar menerangkan, dirinya juga menyambut baik keputusan pemerintah yang memisahkan Kementerian Pendidikan menjadi dua, yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset dan Teknologi. Dengan begitu Kementerian Pendidikan bisa fokus meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan guru.
Dia berharap, pemerintah dapat memperbaiki sistem penggajian dan benar-benar memberikan kesejahteraan yang layak bagi para guru honorer.
“Apabila guru sejahtera, Insya Allah pendidikan di Indonesia akan maju,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment