JAKARTA KONTAK BANTEN Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan sebanyak 68 orang dari total
97 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Iran masih menunggu
jadwal pemulangan ke Tanah Air.
Direktur Jenderal (Dirjen)
Protokol dan Konsuler Kemlu Andy Rahmianto di Tangerang, Rabu,
mengatakan 68 WNI tersebut saat ini masih berada di Kedutaan Besar
Republik Indonesia (KBRI) di Teheran dan Baku.
"Jadi sisanya 68
orang itu sekarang posisinya sudah ada di KBRI Baku. Sekarang kita
sedang mengurus jadwal penerbangan mereka untuk bisa segera kita
pulangkan," jelasnya.
Ia menyebutkan total ke 97 orang WNI yang
berhasil dievakuasi tersebut dilakukan beberapa tahapan pemulangan,
dimana tahap pertama ada 29 orang diterbangkan ke Tanah Air dengan
menggunakan penerbangan pesawat yang berbeda-beda.Namun, lanjutnya, dengan kondisi dan situasi di kawasan Timur Tengah
kembali memanas, maka hanya sebanyak 11 WNI yang tiba di Indonesia.
Sedangkan untuk ke 68 orang sisanya, kata dia, KBRI Teheran dan Baku untuk menunggu pemulangan ke Indonesia.
"11
orang sudah tiba di Jakarta, mereka berasal dari dua daerah, yaitu Jawa
Timur dan Kalimantan Timur. Ada 18 orang lagi tertahan di Qatar karena
di sana ada penutupan bandara, jadi untuk penerbangannya tertunda,"
tuturnya.
Ia juga menambahkan Pemerintah Indonesia akan terus mengupayakan proses evakuasi terhadap WNI yang masih terjebak di Iran.
"Yang
baru tercatat ada 380-an WNI yang masih di Iran. Jadi pemerintah sudah
memutuskan kita akan melakukan evakuasi tahap kedua. Jumlahnya masih
terus kita pantau," ucapnya.Menurutnya, jumlah WNI yang masih berada di Iran belum sepenuhnya
diketahui secara pasti, lantaran tim KBRI masih terus menerima informasi
adanya permintaan tambahan untuk dievakuasi dan pemulangan ke Tanah
Air.
"Jumlahnya masih terus kita pantau, karena setiap hari
bertambah terus. Tadi dari saudara-saudara kita yang sudah tiba dapat
informasi juga karena mereka saling kontak, ada beberapa teman mereka,
saudara-saudara mereka yang juga masih ada di sana yang minta ingin
dievakuasi," jelasnya.
Pemerintah Indonesia saat telah menyiapkan
tim antar kementerian dengan memantau selama 24 jam perkembangan
situasi keamanan di Kawasan Timur Tengah tersebut. Hal itu dilakukan
menyusul peristiwa serangan militer Israel dan Amerika terhadap Iran.
"Kita
ingin menunjukkan bahwa negara hadir untuk memberikan pelayanan dan
bantuan untuk evakuasi warganegara kita, yang saat ini menghadapi
masalah di beberapa negara kawasan Timur Tengah. Situasi yang terjadi di
sana masih sangat fluid, masih sangat dinamis," kata dia.
0 comments:
Post a Comment