JAKARTA KONTAK BANTEN Sekolah internasional North Jakarta Intercultural School (NJIS), Jalan Boulevard Bukit Gading Raya, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, menerima ancaman teror bom disertai permintaan tebusan dalam bentuk uang kripto. Kepolisian memastikan tidak ditemukan bahan peledak di sana.
Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko mengatakan, penyisiran oleh Tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Polda Metro Jaya tidak menemukan adanya bahan peledak maupun benda mencurigakan.
Sebanyak 21 personel yang dipimpin AKP Mujadi melaksanakan penyisiran menyeluruh di area sekolah. Penyisiran dilakukan secara menyeluruh di sejumlah titik vital sekolah meliputi ruang penerimaan tamu, ruang kelas, laboratorium, ruang kepala sekolah, area luar ruangan, kantin, lobi dan area bermain.
Tim Jibom menggunakan peralatan deteksi khusus seperti cermin pindai, detektor logam tangan, “kerbert”, EXHM 7000, “Red Eye”, “sekeer” dan “videoscope”.
“Sekitar pukul 09.30 WIB, hasil penyisiran oleh Tim Penjinak Bom dinyatakan tidak ditemukan adanya bahan peledak atau benda mencurigakan,” ujar Seto saat dikonfirmasi, Rabu (8/10/2025).
Menurut Seto, kondisi sekolah saat ini sudah aman. Meski demikian, polisi tetap melakukan langkah penyelidikan untuk melacak sumber ancaman. “Kepolisian tetap melakukan langkah-langkah penyelidikan terhadap sumber ancaman untuk memastikan keamanan lingkungan pendidikan tetap terjaga. Kegiatan belajar mengajar di sekolah NJIS pun dapat kembali berjalan normal,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi, karena kebenaran ancaman tersebut belum dapat dipastikan.
Ancaman bom diterima pihak sekolah melalui SMS yang dikirim ke nomor marketing NJIS atas nama Ibu Dewi pada Selasa (7/10/2025) sekitar pukul 05.09 WIB. Pesan itu dikirim dari nomor +2349165620857 dan ditulis dalam bahasa Inggris.
Pesan tersebut berbunyi: “Pesan untuk semua, kami punya bom di sekolahmu. Bomnya akan meledak dalam 45 menit. Jika kamu tidak setuju, bayar US$30.000 ke alamat Bitcoin kami di bawah ini: 17TbltoK4kojSn4sSogJuZgRzvTx1Qi4XT. Jika kamu tidak mengirim uangnya, kami akan segera meledakkan bomnya. Hubungi POLISI, kami akan meledakkan bomnya di tempat.”
Sekitar pukul 21.30 WIB di hari yang sama, Manajer Operasional Sekolah, Tio, menghubungi Koordinator Lapangan Sekuriti, Deden, untuk memberitahukan pesan ancaman tersebut. Deden kemudian melapor ke Polsek Kelapa Gading.
Laporan itu segera ditindaklanjuti dengan penyisiran lokasi oleh Tim
Gegana dari Polda Metro Jaya pada Rabu pagi, 8 Oktober 2025.
Meski tidak ditemukan bom, polisi terus menelusuri pelaku pengirim
pesan. Salah satu fokus penyelidikan adalah wallet address atau
‘rekening’ kripto yang tercantum dalam pesan ancaman. Hasilnya, alamat
tersebut ternyata tidak valid alias palsu.
“Sudah dicek ke 30 crypto exchange resmi di Indonesia, tidak ditemukan. Wallet address-nya tidak valid,” ungkap Seto. Penelusuran dilakukan bersama Asosiasi Kripto Indonesia dan dikonfirmasi oleh Vice Chairman of Crypto Asset, Mohammad Naufal Alvira.
Dugaan sementara, pelaku sengaja menggunakan alamat kripto fiktif untuk mengaburkan jejak digitalnya. “Artinya bisa jadi palsu, atau menggunakan exchange luar negeri,” kata Seto.
Teror ancaman bom ini menambah daftar peristiwa serupa dalam dua hari terakhir. Sebelumnya, ancaman juga diterima dua sekolah internasional di Tangerang Selatan pada Selasa (7/10/2025), yakni Jakarta Nanyang School di Pagedangan dan Mentari Intercultural School di kawasan Bintaro, Pondok Aren.







0 comments:
Post a Comment