![]() |
| Tangkapan layar- Gubernur Banten Andra Soni dalam rapat paripurna di DPRD Provinsi Banten, Kota Serang, Kamis (20/11/2025) |
BANTEN KONTAK BANTEN DPRD Provinsi Banten dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten sepakat
untuk mempercepat pembangunan daerah lewat penguatan belanja mandatori,
pelayanan dasar, serta infrastruktur dalam pembahasan RAPBD 2026 yang
ditetapkan sebesar Rp10,14 triliun lebih.
Ketua DPRD Banten Fahmi
Hakim mengatakan seluruh pandangan fraksi telah dijawab secara
substansial oleh Gubernur Banten Andra Soni.
“Apa yang tadi
disampaikan oleh Pak Gubernur terhadap pandangan-pandangan fraksi
semuanya terjawab dalam rangka percepatan proses pembangunan di Provinsi
Banten,” ujarnya di Kota Serang, Kamis.a menjelaskan DPRD dan Gubernur sepakat mengenai komposisi belanja
daerah, termasuk alokasi pendidikan sebesar 36,1 persen serta belanja
pegawai yang berada di bawah batas maksimal 30 persen.
"Artinya proses mekanisme penganggaran yang disampaikan oleh Pak Gubernur ini sudah on the track,” katanya.
DPRD
memastikan pembahasan RAPBD 2026 akan dipercepat. “Insya Allah di hari
Selasa depan kita akan segera melaksanakan paripurna keputusan terhadap
RAPBD 2026,” ujarnya.
Fahmi juga menegaskan dukungan politik terhadap program Bangun Jalan
Desa Sejahtera. “Sudah pasti. Infrastruktur itu kurang lebih hampir 23
persen, padahal seharusnya kita mencapai 40 persen. Prioritas utama
adalah percepatan infrastruktur jalan,” katanya.
Ia menyebut konektivitas jalan provinsi, pertanian, dan kesehatan menjadi fokus.
Sementara, Gubernur Banten Andra Soni mengatakan pembahasan lanjutan
dengan DPRD akan dibuat lebih mendalam. “Insya Allah pembahasan di
KUA-PPAS sangat dalam dan komprehensif sehingga saya berharap
pembahasannya bisa berlangsung tepat waktu,” ujarnya.
Ia menegaskan pelayanan dasar tetap menjadi prioritas, termasuk SPM, infrastruktur pendidikan, dan sekolah gratis.
Menurutnya,
pembangunan desa penting untuk mengurangi ketertinggalan wilayah,
karena selama ini bagian yang termarginalkan. Dengan adanya program ini,
pihaknya mendapat respons besar dari masyarakat.
Andra
menekankan perlunya keberpihakan kepada Lebak dan Pandeglang.“Kita harus
mengoptimalkan potensi pendapatan asli daerah, karena transfer dari
pusat sudah tidak bisa dijadikan panduan,” ujarnya.
Rancangan pendapatan daerah ditargetkan Rp9,94 triliun lebih, sedangkan belanja daerah dianggarkan Rp10 triliun lebih.
Defisit
tersebut ditutup melalui pembiayaan daerah sebesar Rp57,04 miliar
lebih, yang bersumber dari perkiraan SILPA 2025 sebesar Rp195,54 miliar
lebih dan pengeluaran pembiayaan berupa cicilan pokok utang jatuh tempo
kepada PT SMI senilai Rp138,49 miliar lebih.
Sementara dalam
struktur belanja tematik 2026, Banten mengalokasikan Rp940,13 miliar
untuk Asta Cita, Rp409,24 miliar untuk Program 3 Juta Rumah, Rp298,84
miliar untuk penanganan inflasi, Rp951,97 miliar untuk pengentasan
kemiskinan ekstrem, dan Rp396,53 miliar untuk penanganan stunting.







0 comments:
Post a Comment