SAAT ini peran Pancasila sangat penting bagi persatuan bangsa yang
mulai memudar. Degradasi moral, munculnya paham radikalisme, ataupun
mencuatnya ujaran kebencian antar masyarakat di media sosial dinilai
rentan menjadi pemicu konfik horizontal dan terancam keutuhan NKRI.Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) MPR RI Tifatul Sembiring
menyatakan, sangat mendukung sosialisasi Empat Pilar dan Nilai
Penghayatan Ideologi negara ini masuk ke dalam kurikulum sekolah.”Emosional yang menyebabkan kericuhan membuat persatuan bangsa
semakin memudar. Oleh karena itu ada baiknya pengamalan dan penghayatan
Pancasila dimasukkan ke dalam kurikulum agar permasalahan ini dapat
diperbaiki,” ujar Tifatul dalam diskusi di Gedung Nusantara III, Komplek
Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/3), dilansir JawaPos.com.Meski demikian, mantan menteri komunikasi dan informatika ini mengaku
memasukkan Sosialisasi Empat Pilar dan Penghayatan Pancasila tidaklah
semudah yang dikira. Terlebih terkait anggaran yang tidak sedikit.”Sosialisasi ini sudah bergulir sejak 2010, tetapi sudah 7 tahun
berjalan persatuan bangsa masih terpecah seperti pada Pilkada DKI
Jakarta. Jadi kami sadar hal ini tidak mudah tetapi harus tetap
dikoordinasikan dengan kementerian terkait,” tuturnya.Pembicara lainnya, Ketua Fraksi PKB di MPR RI Abdul Kadir Karding
menilai dengan kekuatan Pancasila, walaupun bangsa Indonesia terdiri
dari berbagai agama, suku bangsa, dan adat istiadat, Indonesia tetap
satu. ”Pancasila adalah kalimatu sawa. Kalimat yang menyatukan jiwa kita
sebagai bangsa Indonesia,” ucapnya.Pemaparan lainnya juga disampaikan oleh Pakar Komunikasi Politik,
Effendi Gozali. Ia memaparkan penyebab perpecahan bangsa Indonesia
selain akibat dari hilangnya penghayatan akan Pancasila, juga terjadi
karena penyampaian pola komunikasi yang salah demi kepentingan politis
semata.”Ini akibat komunikasi yang dipelintir demi kepentingan politis
semata, yang akibatnya kericuhan terjadi dimana-mana,” imbuh Effendi.
0 comments:
Post a Comment