Friday, 1 September 2017

Kisah Pilu Etnis Rohingya: Mereka Ditembak dan Dibakar


MENGIRIS HATI: Jenazah warga etnis Rohingya yang tewas setelah kapalnya terbalik akibat derasnya arus Sungai Naf mulai dievakuasi. Hanya dalam 3 hari, 46 orang kehilangan nyawa. (AFP PHOTO)
AKHIR 2016, sekitar 22 penerima Nobel Perdamaian di dunia bersatu membuat surat terbuka. Isinya, meminta Aung San Suu Kyi, penasihat negara Myanmar sekaligus penerima Nobel Perdamaian, membuka mata dan mengakhiri derita etnis Rohingya.
Namun, rupanya seruan itu dianggap angin lalu. Represi kembali terjadi. Bahkan, versi pemerintah, jumlah korban tewas nyaris menyentuh angka 400 orang. Plus, 38 ribu orang lainnya melarikan diri.
Tentu saja, jumlah tersebut hanyalah hitungan di atas kertas. Praktisi HAM yakin kenyataannya jauh di atas itu. Mereka menuding pemerintah Myanmar tengah melakukan genosida alias pembunuhan masal terhadap etnis tertentu.
Rohingya memang tidak pernah diterima di Myanmar. Mereka berkali-kali menjadi sasaran represi militer. Bahkan, UU Kewarganegaraan Myanmar yang disahkan pada 1982 dengan jelas tidak mengakui Rohingya.
’’Militer menyuruh kami masuk rumah. Jika tidak menurut, mereka akan membakar rumah kami, menembaki kami, atau membunuh kami. Orang muslim tidak memiliki hak apa pun,’’ ujar Nobin Shauna, salah satu etnis Rohingya yang lari ke Bangladesh.
Aksi serupa pernah mereka alami pada Oktober tahun lalu. Menurut pemerintah Myanmar, 102 korban tewas dan 70 ribu orang lainnya menyelamatkan diri ke negara lain terdekat, Bangladesh.
Hingga Kamis (31/8), militer mengklaim telah menewaskan 370 anggota Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA). Lalu, ada dua pejabat pemerintah, 13 pasukan keamanan, dan 14 warga sipil yang menjadi korban. Militer mengabaikan korban yang tewas karena menyeberangi derasnya arus Sungai Naf atau Teluk Benggala saat melarikan diri. Dalam tiga hari terakhir, 46 etnis Rohingya tewas ketika dua kapal yang mereka tumpangi terbalik di Sungai Naf.
’’Kami yakin mereka adalah etnis Rohingya,’’ kata Letkol S. M. Ariful Islam, komandan pasukan penjaga perbatasan Bangladesh, kemarin (1/9).
Yang memilukan, ada 19 anak dalam daftar korban tewas tersebut. Keselamatan mereka yang masuk Bangladesh pun tidak terjamin. Mereka harus bertahan di ruang terbuka karena pemerintah setempat tidak punya lahan lagi untuk menampung pengungsi. Pemerintah Bangladesh angkat tangan.
PBB dan berbagai lembaga kemanusiaan menyalahkan sikap pemerintah Myanmar atas kejadian di Rakhine saat ini. Mereka menegaskan bahwa kelompok ARSA muncul tahun lalu lantaran pemerintah sudah melanggar HAM secara terus-menerus dan sistematis selama beberapa dekade. ’’Cara pemerintah merespons serangan ARSA pada Oktober tahun lalu kian memupuk ekstremisme,’’ tutur Kepala Lembaga HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein.
Kritikan kepada Suu Kyi juga terus bermunculan. Direktur Eksekutif Nexus Fund Sally Smith menganggap pernyataan Suu Kyi di media membuat situasi makin panas. Suu Kyi menyebut mereka yang ditembaki militer sebagai teroris. Dia seakan membenarkan perlakuan militer Myanmar. ’’Dia adalah peraih Nobel Perdamaian, tapi tampaknya yang terjadi saat ini dia hanya peduli dengan kedamaian penduduk Buddha, bukan Rohingya,’’ tegasnya.
Sementara itu, Mahkamah Agung (MA) India memberikan secercah harapan bagi etnis Rohingya yang mencari suaka di negara tersebut. Kemarin MA setuju mengadakan dengar pendapat alias hearing terkait dengan rencana Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi untuk mendeportasi seluruh etnis Rohingya di wilayahnya. Hearing akan dilakukan pada Senin (4/9).
Pernyataan Modi yang dilontarkan sebulan lalu itu tentu membuat sekitar 40 ribu etnis Rohingya di India ketir-ketir. Tidak ada pengecualian. Semua bakal dikembalikan. Baik itu yang tidak memiliki dokumen maupun yang sudah didata Badan Pengungsi PBB (UNHCR) sebagai pencari suaka. Pernyataan Modi tersebut menuai banyak kritik dari berbagai lembaga HAM, lembaga kemanusiaan, dan politisi. Tetapi, pemerintah India bergeming.
Etnis Rohingya jelas tidak mau kembali ke Rakhine, Myanmar. Terlebih, saat ini konflik kembali terjadi di wilayah tersebut. Kembali ke Myanmar sama saja dengan menyetorkan nyawa. Dua etnis Rohingya di India akhirnya mengajukan petisi. Mereka adalah Mohammad Salimullah dan Mohammad Shaqir. Salimullah datang ke India via Bangladesh pada 2012. Shaqir tiba setahun sebelumnya.
’’Anda tidak bisa mengusir seseorang untuk menghadapi kematian di negara lain. Itu melanggar pasal 21 tentang HAM,’’ jelas Prashant Bhushan, pengacara yang mewakili dua etnis Rohingya tersebut. Salah satu isi pasal 21 konstitusi India adalah melindungi hidup dan kebebasan personal bagi warga negara India maupun bukan.
Nasib etnis Rohingya ibarat bola yang dioper ke sana-kemari. Mereka tidak diakui di mana pun. Rohingya merupakan etnis terbesar yang tidak mempunyai negara alias stateless. Myanmar menolak etnis Rohingya sebagai warga negara meski mereka sudah tinggal di Rakhine selama berabad-abad. Bangladesh juga tidak mengakui Rohingya adalah etnis Bengali. Bangladesh menampung sekitar 450 ribu etnis Rohingya sejak konflik pecah pada 1990-an. (*)
(Reuters/CNN/NYT/sha/c14/any/JPC)
Share:

0 comments:

Post a Comment

Selamat HUT Byangkara Ke 79

Selamat HUT Byangkara Ke 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

Ucapan Selamat Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang

Ucapan Selamat Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

IBU KOTA NUSANTARA

IBU KOTA NUSANTARA

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

BERGERAK DAN BERGERAK

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support