SERANG – Pembebasan pada September ini dilakukan pembayaran atau
pembebasan lahan Tol Serang-Panimbang. Menurut Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten Hudaya Latuconsina sudah
ada beberapa kilometer (km) lahan untuk Tol Serang-Panimbang yang
selesai didata dan appraisal. “Lahan yang ada di Kota dan
Kabupaten Serang sudah banyak yang siap dibebaskan. Rencananya
dibebaskan dulu 27 kilo sampai Rangkasbitung (Kabupaten Lebak-red). Luas
lahan yang paling banyak di Pandeglang,” kata Hudaya, kemarin.
Menurut Hudaya, pembayaran akan dilakukan pada lahan yang sudah 100 persen selesai didata dan memiliki appraisal.
Pembayaran akan memakai dana talangan PT Wijayakarya (Wika) Serang
Panimbang Tol Road selaku penggarap proyek tol ini. “Sudah ini, sudah
pasti. Soalnya uang sudah siap sih. Tinggal bayar saja,” katanya.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Banten Thoni Fathoni Mukson menyambut baik
informasi pembebasan lahan September. Sebab, menurutnya, proses
pembebasan lahan Tol Serang-Panimbang molor dari target waktu yang telah
ditetapkan. “Kan memang kendalanya ini keterlambatan tim appraisal
yang menaksir harga lahan. Kalau memang akan dibayarkan bulan ini, itu
sangat bagus. Jangan sampai peletakan batu pertama oleh Presiden Jokowi
yang rencananya dilakukan Oktober nanti molor,” kata Thoni.
Menurutnya, pemerintah harus merespons proyek tersebut dengan
sungguh-sungguh, mengingat Tol Serang-Panimbang ini merupakan salah satu
proyek strategis nasional (PSN) di Banten. Selain itu, tol tersebut
memiliki peranan penting dalam perkembangan perekonomian di Banten
bagian selatan. “Kalau tol tersebut berhasil dibangun, akses menuju
wilayah selatan akan terbuka lebar. Dari enam exit toll, empat
di antaranya berada di jalur milik pemerintah kabupaten kota. Itu tentu
akan berdampak baik pada potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap
daerah. Jangan sampai proses pembebasan lahan ini membuat proses
selanjutnya molor juga. Makanya, harus cepat dilakukan,” tegasnya.
0 comments:
Post a Comment