SERANG – Mendekati masa Pemilihan Kepala Daerh (Pilkada) Kota Serang
2018, arah Partai Politik (Parpol) di Kota Serang mulai nampak. Sebagian
besar mengarahkan dukungannya pada bakal calon Walikota Serang Vera
Nurlaela Jaman.
Hasil survei yang tinggi menjadi dalih partai-partai tersebut
melabuhkan dukungannya pada istri dari Walikota Serang TB Haerul Jaman
tersebut. Bukan kader tidak cukup mengalahkan buaian hasil survei.
Selain Vera, dukungan pun mengalir pada Ranta Soeharta, Syafrudin,
dan Subadri Ushuludin, ketiga bakal calon tersebutpun bukan kader
partai. Bahkan Ranta dan Syafrudin bukan politisi sama sekali, melainkan
birokrat.
Memandang hal terebut, pengamat politik UIN Sultan Maulana Hasanudin
Banten Dedi Sunardi menilai ada kemunduran parpol pada Pilkada Kota
Serang. Selain itu, di dalam internal parpol, ia menilai sejumlah partai
miskin kader, yang seharusnya mengusung kadernya dengan visi-misi yang
sesuai partai.
“Hampir semuanya, parpol tidak memiliki calon. PKS misalnya,
mengusung Ranta, itu kan bukan kader PKS. Lalu PAN mengusung Syafrudin,
bukan dari orang partai, itu hanya orang DLH,” kata dia saat dihubungi melalui telepon, Senin (27/11).
Miskinnya kader partai internal untuk dijadikan calon walikota
Serang, berdasarkan pengamatan Dedi sebenarnya terdapat dua
permasalahan. Pertama, parpol tidak siap untuk bertempur mencalonkan
kadernya yang akhirnya dianggap sia-sia saja.
“Mereka (parpol-red) tidak memiliki kader untuk diorbitkan pada
Pilkada, karena parpol tidak memiliki kader yang siap bertarung,”
ujarnya.
Kedua, parpol tidak memiliki konsep bagaimana kader partainya bisa
menjadi calon walikota Serang. Menurut Dedi, parpol lebih memilih calon
yang punya logistik besar dan elektabilitas yang tinggi.
“Mereka belajar dari Pilkada terdahulu, calon yang dari kelompok
tertentu berdiri, mereka kemudian berfikir realistis,” ungkapnya.
0 comments:
Post a Comment