![]() |
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono |
JAKARTA-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah
mengebut penyelesaian rehabilitasi drainase atau saluran air di Komplek
Istana Presiden Jakarta. Upaya ini dilakukan untuk meminimalisir risiko kembali terjadinya banjir di lokasi tersebut.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, nantinya air hujan yang
jatuh di Komplek Istana tidak akan langsung dibuang ke Sungai Ciliwung
Lama yang berada di sampingnya. Akan tetapi ditampung di dua penampungan
(modular tank) dengan kapasitas 57 meter kubik dan 292 meter kubik.
Pada saat debit sungai kembali normal, air akan dibuang ke sungai
atau dimanfaatkan lagi untuk keperluan lain, misalnya menyiram kebun
Istana Kepresidenan.
"Mudah-mudahan setelah pekerjaan drainase ini selesai, kawasan Istana
Jakarta terbebas dari banjir," kata Basuki dalam keterangan resminya
dikutip dari laman Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (27/12/2017).
Lebih jauh dia menjelaskan, rehabilitasi saluran air atau drainase dilakukan dengan perbaikan saluran utama menggunakan box culvert sepanjang 1.535 meter, pemasangan U Ditch sepanjang 2.172 meter.
Selain itu, pembuatan area pemanen hujan (rain harvesting), serta
pengadaan pompa dengan kemampuan total 750 liter per detik. Pekerjaan
rehabilitasi dibagi dua, yakni wilayah Barat dan wilayah Timur.
Untuk wilayah Barat, Basuki menambahkan, dimulai dari gedung ex Binagraha, kantor Kepala Sekretariatan Presiden, depan Istana Negara, sampai dengan masjid. “Semua pemasangan drainase sudah selesai dan akan dilakukan pengaspalan," tuturnya.
Sementara untuk wilayah Timur, drainase mulai dari biro umum, kantor
Presiden, sampai Istana Merdeka, sebagian besar sudah terpasang. Dari
rencana pemasangan 62 titik manhole, tinggal 10 titik dalam dalam pengerjaan.
“Mudah-mudahan dalam dua atau tiga hari bisa selesai, dan setelah itu dilakukan pengaspalan," ujar Basuki.
Dia menargetkan, rehabilitasi drainase di Komplek Istana Negara
selesai pada 31 Desember 2017 dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan.
Penyelesaian dikebut lantaran Presiden Jokowi dijadwalkan akan menerima
tamu negara pada 11 Januari 2018.
“Harus tuntas sebelum tanggal tersebut karena akan ada banyak tamu
negara yang datang. Kami akan pastikan jalan di sekitar Istana Merdeka
juga akan mulus kembali," tegas Basuki.
Dalam mengerjakan proyek rehabilitasi drainase di Istana Merdeka,
Basuki mengaku tidak ada teknologi khusus yang digunakan. Hanya saja,
pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kegiatan di Istana, bahkan baru bisa dilakukan setelah Presiden Jokowi
pulang.
Selain itu, banyaknya tamu negara yang datang ke Istana membuat
pekerjaan proyek tidak bisa dilakukan selama 24 jam. "Tapi sekarang
sejak Presiden Jokowi berkantor sebulan di Istana Bogor, pekerjaan
dilakukan 24 jam. Kabel utilitas yang berada di dalam tanah ditata
lagi,” ucapnya.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Sri Hartoyo
mengatakan, sampai dengan minggu ke-24 atau 18 Desember-25 Desember
2017, kemajuan pekerjaan rehabilitasi drainase sudah mencapai 93 persen.
“Untuk mengantisipasi lapangan yang becek, kami akan menyediakan
mobil semprot air untuk membersihkan lumpur atau tanah yang berceceran,
sehingga tetap terlihat bersih. Beberapa gundukan tanah di seksi Timur
juga akan segera diangkut dan dibersihkan besok (hari ini)," terangnya.
Sebagai kontraktor adalah PT Brantas Abripraya (Persero) dengan nilai
kontrak Rp 39 miliar dan PT Balqis Mandiri Konsultan, sebagai konsultan
pengawas pekerjaan perbaikan drainase di Istana Presiden dengan nilai kontrak Rp 855 juta.
0 comments:
Post a Comment