Wednesday, 6 December 2017

Manusia Sebagai Mahluk Sosial



Manusia adalah makhluk kompleks. Dimana mereka merupakan paduan antara wujud material dan wujud spiritual dalam satu kesatuan ciptaan Yang Maha Pencipta. Manusia juga tidak serta merta tinggal diam seperti halnya mkhluk dalam wujud benda material lainnya, melainkan selalu bergerak dinamis untuk mengaktivisasikan dirinya.
Aristoteles mengkatagorikan manusia ke dalam  Zoon Politicon, yang berarti manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dan berkumpul. Jadi manusia adalah makhluk yang bermasyarakat. Oleh karena sifat suka bergaul dan bermasyarakat itulah manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Menurutnya bahwa manusia itu makhluk sosial. Ia tidak hanya bermaksud menegaskan ide tentang kewajiban manusia untuk bersosialisasi dengan sesamanya, melainkan ide tentang makhluk sosial terutama bermaksud menunjuk langsung pada kesempurnaan identitas dan jati diri manusia.
Menurut pandangan Islam manusia secara etimologi disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, berasal dari akar kata nasiya yang berarti lupa. Dan jika dilihat dari akar kata al-uns maka kata insan berarti jinak. Dari kedua akar kata tersebut kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak, dalam arti manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Keberadaan manusia sangat nyata sekali berbeda dengan makhluk yang lainnya. Seperti dalam kenyataannya manusia adalah makhluk yang berjalan di atas dua kaki dan memiliki kemampuan untuk berfikir. Sedangkan berfikir itu sendiri merupakan sifat dasar dari manusia yang menentukan hakekat manusia itu sendiri dan mebedakannya dengan makhluk lainnya.
. Manusia juga memiliki karya yang dihasilkannya sehingga berbeda dengan makhluk yang lain. Hasil  karya manusia itu dapat dilihat dalam setting sejarah dan setting psikologis, geografis, situasi emosional dan intelektual yang melatarbelakangi hasil karyanya. Dari hasil karya yang dibuat manusia tersebut, menjadikan ia sebagai makhluk yang menciptakan sejarah.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana manusia dalam kehidupan sosial? Sebelum menguraikan masalah manusia dalam kehidupan sosial, perlu penulis uraikan apa yang dimaksud dengan sosial dan kehidupan sosial. Para ahli mendefinisikan sosial sebagai sebuah ungkapan yang nampaknya masih terdapat beberapa sudut pandang yang berbeda sehingga mereka mendefinisikan sosial belum ada satu kata sepakat. Berikut beberapa pengertian menurut para ahli:
“Sosial adalah sifat dasar dari setiap individu” (Philip Wexler). “Sosial adalah lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama” (Paul Ernes). “Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan” (Enda M.C.). Sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu berhubungan walaupun masih juga diperdebatkan tentang pola berhubungan para individu tersebut” (Engine Fahri). Dari beberapa pendapat tentang pengertian sosial menurut para ahli sebagaimana tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sosial adalah “Hubungan individu dalam sebuah komunikas dan bagaimana cara mereka menjalin hubungan antar sesama dalam berbagai kegiatan bersama dan hubungan ini merupakan inti dari sebuah interaksi di antara mereka di lingkungan masing-masing dan tidak terikat oleh sebuah pola tertentu”.
Karena sosial merupakan cara manusia berhubungan dengan sesama dalam berbagai kegiatan, maka seiring dengan perkembangan budaya manusia, sifat sosial juga mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan pranata-pranata yang timbul berdasarkan tujuan atau kegiatan yang telah disepakati bersama oleh mereka. Menurut Koentjarainingrat, dalam kehidupan masyarakat, banyak sekali terdapat pranata-pranata sosial. Keanekaragaman pranata-pranata sosial tersebut berbeda-beda antara orang satu dengan yang lainnya dalam sebuah komunitas. Menurutnya, ada delapan macam pranata sosial, yaitu sebagai berikut:
1.      Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, misalnya keluarga
2.      Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk matapencaharian, misalnya pertanian.
3.      Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan, misalnya SD, SMP.
4.      Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, misalnya i1mu pengetahuan.
5.      Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan rohanil batiniah dalammenyatakan rasa keindahan dan rekreasi, misalnya seni rupa, seni lukis.
6.      Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib, misalnya masjid, gereja, pura,wihara.
7.      Pranata sosial yangbertujuan memenuhikebutuhan untuk mengatur kehidupan berkelompk-kelompok/bernegara, misalnya pemerintahan, partai politik.
8.      Pranata sosial yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmani rnanusia, misalnyapemeliharaan kesehatan dan kecantikan.
Dalam kehidupan kita sebagai manusia sekaligus anggota masyarakat istilah sosial selalu dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia dalam hubungannya dengan manusia lainnya dan laingkungannya, seperti kehidupan kaum miskin di kota, kehidupan kaum berada, kehidupan nelayan dan seterusnya. Istilah sosial juga sering diartikan sebagai suatu sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap kehidupan antar sesama manusia sehingga memunculkan sifat tolong menolong, membantu dari yang kuat terhadap yang lemah, mengalah terhadap orang lain, sehingga sering dikatakan bahwa seseorang dikatan sebagai orang atau manusia mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Pada dunia pendidikanpun istilah sosial dipakai untuk menyebut salah satu jurusan yang harus dipilih ketika memasuki jenjang sekolah menengah atas atau pilihan ketika memasuki perguruan tinggi, dan jurusan tersebut adalah jurusan yang berkaitan dengan segala aktivitas yang berkenaan dengan tindakan hubungan antar manusia.
Lebih dari itu, manusia dalam kehidupan sosialnya menggunakan akal budi sebagai suatu sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya tersebut meliputi filsafat, aktifitas dan artefak yang meliputi segala aspek kehidupan manusia itu sendiri, seperti pandangan hidup, politik, teknologi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya, keamanan dan lain-lain. Pada diri manusia sejak dilahirkan juga sudah memiliki hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhubungan atau hidup di tengah-tengah manusia lainnya. Manusia berperan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang dapat dibedakan melalui hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia merupakan bagian dari masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan masyarakatnya terjalin dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap individu diakui secara penuh dalam mencapai kebahagiaan bersama.
Masyarakat merupakan wadah bagi para individu untuk mengadakan interaksi sosial dan interelasi sosial. Interaksi merupakan aktivitas timbal balik antar individu dalam suatu pergaulan hidup bersama. Interaksi dimaksud, berproses sesuai dengan perkembangan jiwa dan fisik manusia masing-masing serta sesuai dengan masanya dari mulai interaksi non formal seperti berteman dan bermasyarakat sampai interaksi formal seperti berorganisasi, dan lain-lain. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat, yaitu:
1.      Faktor alamiah atau kodrat Tuhan.
2.      Faktor saling memenuhi kebutuhan.  
3.      Faktor saling ketergantungan.
Keberadaan semua faktor tersebut dapat diterima oleh akal sehat setiap manusia, sehingga manusia itu benar-benar bermasyarakat, sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa hidup bermasyarakat itu bukan hanya sekadar kodrat Tuhan melainkan juga merupakan suatu kebutuhan bagi jenis manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. ika tingkah laku timbal balik (interaksi sosial) itu berlangsung berulang kali dan terus menerus, maka interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi sosial.
Sementara interelasi sosial dalam masyarakat akan tampak dalam bentuk suatu perasaan hidup bersama, sepergaulan, dan selingkungan yang dilandasi oleh rasa kemanusiaan yang beradab, kekeluargaan yang harmonis dan kebersatuan yang mantap.
Dengan demikian tidak setiap kumpulan individu merupakan masyarakat. Dalam kehidupan sosial terjadi bermacam-macam hubungan atau kerjasama, antara lain hubungan antar status, persahabatan, kepentingan, dan hubungan kekeluargaan. Sebagai mahluk sosial, manusia dikaruniai oleh Sang Pencipta antara lain sifat rukun sesama manusia.
Dari uraian singkat tentang manusia dalam kehidupan sosial sebagaimana tersebut di atas, menurut pandangan Islam dapat dilihat dari berbagai perspektif baik normatif maupun interaktif dalam pengamalan nilai-nilai syariah islamiyah. Secara garis besarnya pandangan tersebut yang dapat dijadikan sebagai dasar adalah antara lain sebagai berikut:
1.      Penciptaan manusia (bahkan semua makhluk ciptaanNya) secara berpasangan, memberikan makna adanya saling ketergatungan, hidup bersama, saling berinteraksi dan berinterelasi.
2.      Nilai-nilai dalam pelaksanaan ibadah salat berjamaah, puasa, zakat dan haji juga memberika pelajaran bahwa manusia secara qodrati dituntut untuk empati terhadap sesama.
Jadi sosialitas merupakan kodrat manusia dalam mengarungi kehidupannya. Mereka tidak bisa hidup sendirian. Mereka memerlukan yang lain untuk hidup dalam kebersamaan, belajar bersama dalam kehidupan sebagai manusia, mencari kesempurnaan dirinya dalam tata kehidupan bersama. Sebuah kepribadian dari individu-individu dalam komunitas sosialnya akan mencapai kepunuhannya jika manusia tidak mampu menerima kehadiran sesamanya di lingkungannya untuk mencapai tujuan hidup bersama. Hidup bersama ada secara natural karena masing-masing pribadi menghendakinya. Masing-masing pribadi menghendakinya karena sadar bahwa kesempurnaan dirinya hanya tercapai melalui kebersamaanya dengan manusia yang lain. Hidup bersama dengan demikian bukan pertama-tama sebuah “gerombolan” tanpa tujuan, melainkan sebuah kesatuan dan sistem yang terarah kepada kesempurnaan dan keutuhan masing-masing individu. Hidup bersama ada pertama-tama untuk memenuhi kehendak dan tujuan setiap pribadi manusia untuk menyempurnakan dirinya. Inilah yang dimaksud good life, yakni teraktualisasikannya kesempurnaan hidup masing-masing individu manusia dalam konteks hidup bersama. Inilah inti pandangan Islam terhadap manusia dalam kontek kehidupannya sebagai makhluk sosial.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Selamat HUT Byangkara Ke 79

Selamat HUT Byangkara Ke 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

Ucapan Selamat Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang

Ucapan Selamat Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

IBU KOTA NUSANTARA

IBU KOTA NUSANTARA

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

BERGERAK DAN BERGERAK

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support