SERANG-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten prihatin dengan
kasus sodomi terhadap 25 bocah di Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang
yang dilakukan oleh WS alias Babeh
Anggota Komisi V DPRD Provinsi Banten Ade Awaludin mengatakan
tingginya angka penderita HIV/AIDS ditengarai karena maraknya kasus
penyimpangan seksual seperti yang dilakukan WS alias Babeh, warga Gunung
Kaler, Kabupaten Tangerang.
Menurutnya, perilaku seks menyimpang guru Sekolah Dasar (SD) ini
sungguh mengoyak hati nurani. Para wakil rakyat yang membidangi
Kesehatan Rakyat, Kesehatan dan Pendidikan ini juga turut prihatin atas
masa depan 25 anak korban sodomi itu.
“Puluhan anak korban sodomi ini pasti mengalami trauma dan guncangan jiwa,” ungkap Ade, kepada Jumat (5/1/2017).
Perilaku seks menyimpang seperti Babeh, kata dia, merupakan fenomena
gunung es bahwa orang-orang yang mengalami disorientasi seks atau
semacamnya sungguh banyak di tengah masyarakat.
Dengan alasan ditinggal istri atau hal lainnya, Babeh menyalurkan hasrat birahinya dengan cara memperdaya anak-anak tersebut.
Namun anak-anak itu tidak sadar perilaku Babeh adalah perilaku seks
menyimpang yang kerpa dilakukan kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan
Transgender (LGBT).
Ini, sangat berpotensi tertular penyakit HIV/AIDS dan dampaknya akan
beresiko bagi sang anak, maupun orang- orang yang berhubungan badan
dengan penderita penyakit tersebut“Karena itu pemerintah harus fokus dan serius dalam melakukan
pengawasan, pendataan dan pendampingan terhadap lima kelompok kunci
sebaran HIV/AIDS, seperti Waria, Wanita Pekerja Sosial, Kelompok Resiko
Tinggi dan Lelaki Suka Lelaki (Gay), serta pelanggan langsung tidak
langsung dan pengguna jarum suntik,” kata Politikus Gerindra asal
Kabupaten Tangerang ini.
0 comments:
Post a Comment