JAKARTA-Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot dibuka melemah pada perdagangan Selasa (1/9/2018) pagi.
Mengutip data Bloomberg,
hingga pukul 10:20 WIB, rupiah berada di level Rp14.934 per dolar AS,
terdepresiasi 54 poin atau 0,36 persen dibandingkan posisi kemarin di
Rp14.880 per dolar AS.
Rupiah langsung dibuka turun di Rp14.898
per dolar AS dan terus tertekan. Sejauh ini, rupiah bergerak dalam
rentang Rp14.898-14.934 per dolar AS. Sementara sejak awal tahun, rupiah
sudah melemah 10,17 persen terhadap greenback.
Data Reuters
pada pukul 10:23 WIB juga menunjukkan, rupiah melemah ke Rp14.930 per
dolar AS. Sejauh ini, mata uang Garuda bergerak dalam rentang
Rp14.895-14.930 per dolar AS.
Berdasarkan kurs Jakarta Interbank
Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia Selasa 18 September 2018,
rupiah melemah 49 poin menjadi Rp14.908 per dolar AS dari posisi akhir
pekan lalu di Rp14.859 per dolar AS.
"Mata uang kuat Asia seperti
dolar HongKong dan dolar Singapura yang melemah terhadap dolar AS
menjadi sentimen pelemahan rupiah," kata Ekonom Samuel Aset Manajemen
Lana Soelistianingsih.
Di sisi lain, lanjut dia, neraca
perdagangan pada Agustus 2018 yang mengalami defisit 1,02 miliar dolar
AS turut membuat dukungan terhadap fundamental rupiah menurun. Badan
Pusat Statistik mencatat defisit neraca perdagangan Indonesia pada
Agustus mengalami defisit sebesar 1,02 miliar dolar AS yang lebih rendah
jika dibandingkan Juli sebesar 2,01 miliar dolar AS.
Dari
eksternal, ia mengemukakan rencana penerapan tarif impor Amerika Serikat
untuk tahap kedua kepada China membuat pemerintah China berang dan
mengancam untuk menarik diri dari pembicaraan perdagangan penyelesaian
tarif tahap pertama yang sedang berlangsung.
"Ancaman pengenaan
tarif impor untuk China masih menjadi faktor ketidakpastian global yang
menjadi sentimen negatif pasar," katanya.
Namun, lanjut dia, kemungkinan rupiah masih dalam penjagaan Bank Indonesia dan bergerak menuju dalam kisaran yang sempit.
0 comments:
Post a Comment